TEMPO.CO, Jakarta - Lima tersangka pengebom gereja Katederal di Jolo, provinsi Sulu, Filipina selatan menyerahkan diri kepada aparat keamanan, saat dilakukan operasi pengejaran secara besar-besaran.
Menurut kepala kepolisian nasional Filipina, Oscar Albayalde, satu di antara 5 tersangka diidentifikasi sebagai Kammah "Kamah" Pae, pemimpin Ajang Ajang, kelompok milisi yang berada di bawah kendali Abu Sayyaf.
Baca: Gereja Katedral Dibom, Kemenlu Selidiki Dugaan Keterlibatan WNI
Mengutip Phillipine Star, Senin, 4 Februari 2019, Kamah menyerahkan diri kepada pasukan bersenjata Filipina dan kemudian diserahkan ke aparat polisi.
Kamah, saudara laki-laki pemimpin kelompok bandit Surakah Ingog yang tewas pada tahun 2018 saat ini berada di rumah tahanan polisi.
Sedangkan para tersangka lainnya menyerahkan diri ke Gugus tugas khusus investigasi yang dibentuk untuk mengungkap pengeboman Katedral dengan menewaskan 22 orang dan melukai puluhan orang.
LOOK: Kammah Pae alias Kamah, leader of the Ajang Ajang subgroup of Abu Sayyaf, who surrendered to authorities after being tagged in the Jolo twin blasts.#JoloBlast @DZMMTeleRadyo @ABSCBNNews pic.twitter.com/Z5UG56oP5Z
— Maan Macapagal (@maan_macapagal) February 4, 2019
Baca: Gereja Dibom, Militer Filipina dan Militan Abu Sayyaf Baku Tembak
"Dipaksa menyerah karena operasi besar-besara dilakukan," kata Albayalde kepada wartawan di Camp Crame, seperti dikutip dari news.abs-cbn.com.
Meski menyerahkan diri, Kamah tidak mengakui perbuatannya. Namun menurut Albayalde, kaki tangannya menunjuknya sebagai orang yang mengawal pelaku bom bunuh diri.
"Dia tidak dapat menyangkalnya," kata Albaylde.
Baca: Mendagri Filipina Sebut Pembom Katedral Pasutri Indonesia
Kelompok Ajang-Ajang terinspirasi ISIS dan telah menyatakan berbait dengan organisasi teroris internasional itu.
Bom yang meledak di gereja Katedral Our lady of Mt Carmel terjadi saat berlangsung ekaristi dan diikuti ledakan berikutnya di luar area gereja. setelah pasukan keamanan berada di lokasi.
Bom pertama diledakkan oleh seorang perempuan dan yang kedua oleh seorang pria. Keduanya disebut pasangan suami istri yang dipercaya sebagai warga Indonesia.
Lelaki warga Indonesia itu telah tinggal di Filipina selama setahun dan istrinya baru saja tiba di beberapa hari sebelum meledakkan gereja Katedral di Jolo pada hari Minggu lalu.