TEMPO.CO, Jakarta - Pentagon atau Angkatan Bersenjata Amerika Serikat mengirimkan 3.750 pasukan militer tambahan ke wilayah perbatasan Amerika Serikat - Meksiko pada Minggu, 3 Februari 2019. Pengiriman pasukan tambahan itu untuk membantu polisi-polisi perlindungan perbatasan Amerika Serikat.
Kementerian Pertahanan Amerika Serikat menjelaskan dengan penambahan pasukan ini, maka polisi perlindungan perbatasan Amerika Serikat yang bertugas di wilayah perbatasan Amerika Serikat - Meksiko saat ini menjadi 4.350 personel. Angka ini dipublikasi setelah sebelumnya seorang anggota parlemen dari Partai Demokrat menyebut ada sekitar 3.500 pasukan tambahan yang dikerahkan ke wilayah perbatasan.
Baca: Trump Minta Imigran Tinggal di Meksiko, Ancam Tutup Perbatasan
Anak-anak imigran mengikuti orang tuanya saat berusaha menyeberang perbatasan antara Meksiko dan Amerika Serikat (AS) di kawasan Tijuana, Meksiko, 11 Desember 2018. Anak-anak itu terpaksa merelakan waktu bermain mereka untuk ikut bersama orang tuanya mencari jalan masuk ke wilayah AS meski secara ilegal. REUTERS
Baca: 21 Orang Tewas Terbakar di Perbatasan Amerika Serikat - Meksiko
Dikutip dari reuters.com, Senin, 4 Februari 2019, Presiden Amerika Serikat Donald Trump sudah menyinggung soal penambahan pasukan keamanan di wilayah perbatasan ini dalam sebuah pidatonya. Trump menggambarkan situasi di perbatasan Amerika Serikat - Meksiko sebagai sebuah krisis.
Sejumlah kritik menyebut pengerahan pasukan keamanan tambahan ini adalah sebuah hambatan politik. Ada pula pihak yang mengejek keputusan Trump ini dengan sebutan invasi terhadap iring-iringan imigran dari Amerika tengah, dimana diantara imigran itu adalah perempuan dan anak-anak.
Pentagon mengatakan militer Amerika Serikat akan mengoperasikan kamera mata-mata di wilayah Arizona, California, New Mexico dan Texas. Sedangkan pasukan keamanan tambahan diantaranya akan berjaga disekitar 240 kilometer dari kawat perbatasan.
Terkait wilayah perbatasan, Presiden Trump telah menuntut agar anggota parlemen Amerika Serikat segera mengucurkan uang untuk membangun tembok perbatasan Amerika Serikat - Meksiko. Trump bahkan sudah melunak dengan menghentikan shutdown dalam tempo 35 hari agar Partai Demokrat mau meloloskan permintaannya. Jika sampai 15 Februari 2019 keinginannya belum juga dipenuhi, Trump mengancam akan kembali melakukan shutdown atau mendeklarasikan status siaga nasional.