TEMPO.CO, Jakarta - Emir Qatar, Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani adalah salah satu dari ratusan sasaran operasi intelijen canggih oleh Uni Emirat Arab (UEA) untuk memata-matai oposisi.
Sebuah tim mantan agen intelijen pemerintah AS yang bekerja untuk UEA meretas ke dalam iPhone para aktivis, diplomat dan saingan para pemimpin asing dengan bantuan alat mata-mata canggih yang disebut Karma, ungkap Aljazeera, dikutip pada 1 Februari 2019.
Baca: Qatar Tuding UEA Meretas Situs Media Sosial
Alat ini memungkinkan intelijen UEA untuk memantau ratusan target yang dimulai pada 2016, dari emir Qatar dan seorang pejabat senior Turki hingga seorang aktivis hak asasi manusia peraih Nobel Perdamaian di Yaman, menurut lima mantan operator dan dokumen program yang diungkap oleh Reuters.
Perlu dicatat, sumber yang diwawancarai oleh Reuters bukan warga negara Uni Emirat Arab.
Karma digunakan oleh unit operasi siber ofensif di ibu kota, Abu Dhabi, terdiri dari pejabat keamanan UEA dan mantan koperasi intelijen AS yang bekerja sebagai kontraktor untuk badan intelijen UEA.
Keberadaan Karma dan unit peretasan, yang diberi nama kode Proyek Raven, belum pernah dilaporkan sebelumnya.
Pada 2016 dan 2017, Karma digunakan untuk memperoleh foto, email, pesan teks, dan informasi lokasi dari iPhone target.
Mantan operator Raven mengatakan Karma bisa memberikan akses ke iPhone dari jarak jauh hanya dengan mengunggah nomor telepon atau akun email ke sistem penargetan otomatis.
Baca: Pembajakan Kantor Berita, Qatar Gugat Arab Saudi dan UEA
Untuk memulai akses, Karma hanya perlu mengirim target pesan teks, kemudian proses peretesan akan berlangsung tanpa memerlukan tindakan lebih lanjut penerima.
Pemerintah UEA membeli Karma dari vendor di luar negeri, kata operator. Namun Reuters tidak memperoleh informasi pihak pembuat alat.
Tidak jelas apakah retasan Karma tetap digunakan. Mantan operator mengatakan bahwa pada akhir 2017, pembaruan keamanan untuk perangkat lunak iPhone Apple Inc telah membuat Karma jauh lebih efektif.
Seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri UEA dan Apple Inc menolak berkomentar atas laporan ini.
Baca: Mike Pompeo Minta Negara Liga Arab Berbaikan dengan Qatar
Para agen operasi menggunakan Karma untuk meretas iPhone yang digunakan oleh Sheikh Tamim, serta perangkat milik mantan Wakil Perdana Menteri Turki Mehmet Simsek dan kepala urusan luar negeri Oman, Yusuf bin Alawi bin Abdullah. Tidak jelas materi apa yang diambil dari perangkat mereka.
Tawakkol Karman, aktivis hak asasi manusia Yaman. [Lokman Ilhan/Anadolu]
Raven juga meretas Tawakkol Karman, seorang aktivis hak asasi manusia yang dikenal sebagai Perempuan Besi Yaman.
Reuters melaporkan bahwa dia telah menjadi sasaran. Karman mengatakan dia yakin menjadi sasaran karena kepemimpinannya dalam protes Arab Spring di Yaman, yang meletus di beberapa negara Arab pada 2011 dan menyebabkan penggulingan sejumlah pemimpin.
Baca: Qatar Keluar OPEC Mulai 1 Januari 2019, Ini Alasannya...
Pengungkapan Karma dan Raven datang di tengah krisis regional besar dan perlombaan senjata dunia maya yang meningkat, dengan rivalitas seperti Qatar, Arab Saudi dan UEA bersaing untuk mendapatkan alat dan personel peretasan yang paling canggih.
UEA, bersama dengan Arab Saudi, Bahrain dan Mesir memutuskan semua hubungan politik, diplomatik dan ekonomi dengan Qatar dan memberlakukan blokade darat, udara dan laut di negara Teluk pada Juni 2017.