TEMPO.CO, Jakarta - Puluhan juta penduduk Amerika Serikat menderita karena suhu dingin ekstrem serupa Kutub Utara dan sedikitnya 21 orang meninggal akibat cuaca ekstrem.
Pada laporan Reuters Kamis kemarin, yang dikutip pada 1 Februari 2019, tercatat suhu di Midwest minus 49 derajat celsius.
Cuaca dingin ekstrem yang dipicu fenomena polar vortex, yakni ketika pusaran angin dingin Kutub Utara turun ke wilayah AS, dikhawatirkan mengancam nyawa para tunawisma dan orang tua yang rentan terhadap dingin, bahkan berpotensi radang dingin hingga kematian.
Baca: Fenomena Langka, Cuaca Ekstrem Minus 40 Derajat Selimuti AS
Pemerintah setempat di beberapa negara bagian sejumlah laporan kematian disebabkan oleh udara yang sangat dingin. Sebelumnya total kematian 12 orang, 9 di antaranya dari Chicago, kata dokter di Rumah Sakit John H. Stroger Jr, Stathir Poulakidas.
Baca Juga:
Di antara mereka yang diyakini telah meninggal karena kedinginan adalah mahasiswa Universitas Iowa, Gerard Belz. Tubuh pemuda berusia delapan belas tahun itu ditemukan kaku di kampus pada Rabu pagi hanya beberapa langkah dari asramanya, menurut pejabat universitas. Dia akhirnya dinyatakan meninggal saat tiba di rumah sakit.
Polisi mengatakan kepada sebuah stasiun televisi lokal bahwa mereka percaya bahwa hawa dingin berperan dalam kematiannya. Angin dingin pada saat petugas menemukan Belz adalah minus 46 derajat celsius, menurut catatan Badan Meteorologi AS.
Baca: Cuaca Ekstrem, Gelombang Panas Landa Australia Ketika AS Membeku
Para tunawisma dan orang-orang terlantar sangat berisiko, dengan Chicago dan kota-kota lain mendirikan tempat perlindungan yang hangat. Tetapi banyak yang melakukannya di kamp atau bangunan kosong. Seorang perempuan berusia 60 tahun ditemukan tewas di sebuah rumah yang ditinggalkan di Lorain, Ohio, diyakini telah meninggal karena hipotermia, kata koroner wilayah Lorain, Stephen Evans.
Di Detroit, General Motors Co menghentikan operasi di 11 pabrik Michigan untuk mengurangi konsumsi gas alam. Fiat Chrysler Automobiles NV membatalkan shift pada hari Kamis di dua pabriknya.
Salju dan es menciptakan kondisi jalan yang berbahaya, dengan 26 tabrakan jalan dilaporkan dalam waktu dua jam pada hari Kamis di Johnson County, Iowa timur, kepala pusat komunikasi darurat Tom Jones mengatakan kepada Iowa City Press-Citizen.
Untuk hari kedua berturut-turut, kondisi dingin dan berangin yang intens memaksa maskapai penerbangan AS membatalkan lebih dari 2.000 penerbangan. Chicago paling terpukul, dengan Bandara Internasional O'Hare mengalami lebih dari 700 pembatalan, menurut situs pelacakan FlightAware.
Salju tebal yang menghantam Chicago di Great Lakes akan mulai mereda pada Kamis malam, kata layanan cuaca.
Es terbentuk di jalan setapak di North Avenue Beach Danau Michigan di Chicago, Illinois, AS, Selasa, 29 Januari 2019. Polar vortex atau 'Pusaran Kutub' mengakibatkan suhu udara dingin yang sangat ekstrim dan paling dingin dalam 20 tahun terakhir di kawasan tengah dan pantai Timur Amerika. REUTERS/Pinar Istek
Lebih dari 30 rekor suhu terendah terjadi di Midwest. Cotton, Minnesota, memiliki suhu terendah yang tercatat pada Kamis pagi di minus 48 derajat celsius, sebelum cuaca menghangat.
Foto: Cuaca Ekstrem, Air Mancur hingga Sungai di Amerika Membeku
Suhu di Upper Midwest akan melambung ke atas di atas -18 derajat celsius pada hari Jumat, dengan kisaran terendah -20 derajat celsius. Pada hari Sabtu, suhu tertinggi akan berada pada kisaran -34 derajat dan bahkan -40 derajat, sedangkan pusat dataran Plains akan berada di suhu terendah -51 derajat, hampir -28,8 hingga -31,6 derajat di ambang normal, menurut BMKG AS.
Sudah lebih dari 20 tahun sejak cuaca ekstrem serupa melanda Midwest dan East Coast AS, menurut BMKG AS.
Cuaca ekstrem disebabkan oleh massa udara dingin yang dikenal sebagai pusaran kutub yang berhembus ke selatan menuju AS dari posisinya di Kutub Utara.
