Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Brexit di Ujung Tanduk, Kekacauan Ekonomi Mengancam Inggris

image-gnews
Perdana Menteri Inggris Theresa May berbicara selama debat tentang Brexit-nya.
Perdana Menteri Inggris Theresa May berbicara selama debat tentang Brexit-nya.
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Inggris Theresa May berupaya menyelamatkan kesepakatan Brexit yang semakin mendekati tenggat waktu kurang dari 60 hari untuk Inggris keluar dari blok Uni Eropa.

Pasalnya, parlemen Inggris gagal mengesahkan amandemen yang akan memberikan May wewenang menunda Brexit demi ketertiban dan bahkan berujung kerusuhan karena Inggris terancam keluar dari blok Uni Eropa tanpa kesepakatan pada 29 Maret, seperti dikutip dari laporan New York Times, 30 Januari 2019.

Baca: Inggris Siapkan Opsi Darurat Militer Jika Brexit Gagal

Namun, May kehilangan suara pada amandemen tidak mengikat yang mengatakan Inggris tidak boleh meninggalkan blok tanpa kesepakatan. Ini membuat May berusaha lebih keras menyelamatkan kesepakatan Brexit.

May menghadapi tugas yang semakin sulit dalam mencoba membalikkan penolakan besar-besaran Parlemen terhadap rencana Brexit bulan ini.

Akibatnya, dia kembali ke tempat dia mulai sebelum proses amandemen. Satu-satunya kartu yang tersisa adalah jika parlemen benar-benar tidak menyukai rencana Brexit-nya, politisi Inggris tetap terpecah dan lumpuh karena alternatif.

Anggota parlemen Inggris pada hari Selasa, 29 Januari 2019, menginstruksikan Perdana Menteri Theresa May untuk membuka kembali perjanjian Brexit dengan Uni Eropa untuk menggantikan pengaturan perbatasan Irlandia yang kontroversial.[REUTERS]

May menjanjikan pendukung garis keras Brexit di partainya sendiri bahwa dia dapat menyusun ulang teks hukum setebal 585 halaman, dinegosiasikan selama hampir dua tahun, yang oleh negosiator Uni Eropa katakan tidak bisa dibuka kembali.

Sampai baru-baru ini, dia sendiri bersikeras bahwa tidak mungkin untuk menegosiasikan ulang perjanjian ini. May berpendapat bahwa meskipun sulit, itu bisa dilakukan.

Baca: Para Pendukung Brexit Ingin Inggris Seperti Singapura

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

May mendapatkan beberapa dukungan yang diperlukan dalam pemungutan suara, ketika parlemen menyetujui amandemen, yang dirancang oleh Konservatif senior, Graham Brady, yang menyuarakan dukungan untuk strateginya membuka kembali negosiasi untuk mencari "kesepakatan alternatif".

Dalam pemungutan suara yang alot, anggota parlemen memberikan suara 317 banding 301 untuk memerintahkan May mencari kesepakatan baru dengan Uni Eropa atas perbatasan Irlandia, masalah yang tidak disetujui oleh pro Brexit garis keras yang telah memusingkan May selama berbulan-bulan. May sebelumnya mengatakan kepada House of Commons bahwa dia akan mendukung inisiatif ini, dalam upaya untuk meyakinkan mayoritas anggota parlemen untuk mendukung beberapa rencana Brexit.

Dilaporkan Reuters, Theresa May berbicara dengan Presiden Komisi Uni Eropa Jean-Claude Juncker pada hari Selasa sebelum meminta parlemen untuk mengirim pesan langsung ke Uni Eropa tentang perlunya perubahan pada kesepakatan Brexit.

Namun, Uni Eropa telah berulang kali mengatakan tidak ingin membuka kembali perjanjian yang ditandatangani oleh 27 pemimpin UE lainnya.

Baca: Pidato Ratu Elizabeth II Diduga Komentari Krisis Brexit

Berbicara segera setelah pemungutan suara di parlemen, seorang juru bicara Presiden Dewan Eropa Donald Tusk mengatakan hambatan itu adalah bagian dari kesepakatan penarikan dan tidak siap untuk negosiasi, sikap yang digemakan oleh pemerintah Irlandia.

Kantor Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan tidak mungkin ada negosiasi ulang dan menuntut proposal Inggris yang "kredibel".

Jika parlemen Inggris tidak dapat menemukan mayoritas untuk melangkah ke depan, Inggris akan meninggalkan blok perdagangan global terbesar tanpa kesepakatan Brexit apapun, sebuah skenario yang ditakutkan oleh para pelaku bisnis akan membawa kekacauan pada ekonomi terbesar kelima di dunia.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mengintip The Black Dog, Pub yang Disebut Taylor Swift dalam Album Barunya

22 menit lalu

The Black Dog, Vauxhall, London. Instagram.com/@theblackdogvauxhall
Mengintip The Black Dog, Pub yang Disebut Taylor Swift dalam Album Barunya

The Black Dog, pub di London mendadak ramai dikunjungi Swifties, setelah Taylor Swift merilis album barunya


Ivan Gunawan Siap Resmikan Masjidnya di Uganda, Berikut Profil Negara di Afrika Timur Ini

3 hari lalu

Masjid Indonesia by Ivan Gunawan di Uganda, Afrika Timur. Foto: Instagram/@hamza.tamimy
Ivan Gunawan Siap Resmikan Masjidnya di Uganda, Berikut Profil Negara di Afrika Timur Ini

Ivan Gunawan berencana berangkat ke Uganda hari ini untuk meresmikan masjid yang dibangunnya. Ini profil Uganda, negara di Afrika Timur.


Dimulai Hampir Setengah Abad Lalu, Ini 4 Fakta di Balik Sanksi Terhadap Iran

4 hari lalu

Iran: Sanksi Dicabut atau Tak Ada Kesepakatan Nuklir
Dimulai Hampir Setengah Abad Lalu, Ini 4 Fakta di Balik Sanksi Terhadap Iran

Sanksi ekonomi Iran telah dimulai hampir setengah abad lalu.


Uni Eropa Ajukan Perluasan Embargo terhadap Iran Setelah Serang Israel, Ini Riwayat Negara Barat Embargo Iran

4 hari lalu

Presiden Iran Ebrahim Raisi. Kepresidenan Iran/WANA via REUTERS
Uni Eropa Ajukan Perluasan Embargo terhadap Iran Setelah Serang Israel, Ini Riwayat Negara Barat Embargo Iran

Sepanjang sejarah, Iran telah menjadi sasaran berbagai sanksi internasional atau embargo dari beberapa negara, terutama Amerika Serikat dan Uni Eropa.


112 Tahun Kapal Titanic Karam, Berikut Spesifikasinya dan Penyebab Tenggelam

5 hari lalu

RMS Titanic merupakan kapal penumpang uap terbesar di dunia pada saat itu yang dimiliki perusahaan pelayaran White Star Line. Pada tanggal 14-4, 1912, Titanic bertabrakan dengan gunung es di Samudra Atlantik Utara dan menewaskan 1.523 penumpang. gizmodo.de
112 Tahun Kapal Titanic Karam, Berikut Spesifikasinya dan Penyebab Tenggelam

Pada 15 April 1912, RMS Titanic karam di Atlantik Utara menabrak gunung es saat pelayaran dari Southampton di Inggris ke New York City


Pengakuan terhadap Palestina, Apakah Perjuangan Spanyol akan Berhasil?

5 hari lalu

Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez. REUTERS/Andrew Kelly
Pengakuan terhadap Palestina, Apakah Perjuangan Spanyol akan Berhasil?

Spanyol, Irlandia, Malta dan Slovenia diperkirakan mengambil langkah tersebut mengakui Palestina sebagai negara dalam waktu dekat.


Menlu Inggris: Israel Putuskan Balas Serangan Iran

5 hari lalu

Menteri Luar Negeri Inggris David Cameron bertemu dengan Perdana Menteri sementara Lebanon Najib Mikati (tidak terlihat) di Beirut, Lebanon 1 Februari 2024. REUTERS/Mohamed Azakir
Menlu Inggris: Israel Putuskan Balas Serangan Iran

Menteri Luar Negeri Inggris mengatakan Israel "jelas" telah memutuskan untuk membalas serangan rudal dan drone Iran.


Uni Eropa Bersiap Tambahkan Sanksi untuk Iran

6 hari lalu

Josep Borrell, Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni. Sumber: Reuters
Uni Eropa Bersiap Tambahkan Sanksi untuk Iran

Josep Borrell mengatakan Uni Eropa akan bersiap untuk menambahkan sanksi terhadap Iran atas serangannya yang menyasar Israel.


Daftar Negeri yang Mengakui Negara Palestina

7 hari lalu

Petugas polisi berdiri selama protes yang oleh penyelenggara disebut sebagai
Daftar Negeri yang Mengakui Negara Palestina

Sebagian besar negara anggota PBB masuk ke dalam daftar negara yang sudah mengakui negara Palestina. Negeri sedang mengalami konflik dengan Israel


Dunia Desak Tahan Diri, Panglima Militer Israel Berkukuh akan Balas Iran

7 hari lalu

Kepala Staf Angkatan Darat Israel Herzi Halevi. Reuters
Dunia Desak Tahan Diri, Panglima Militer Israel Berkukuh akan Balas Iran

Beberapa sekutu memperingatkan eskalasi setelah serangan Iran terhadap Israel meningkatkan kekhawatiran akan perang regional yang lebih luas.