TEMPO.CO, Jakarta - Tentara Venezuela yang membelot dari rezim Nicolas Maduro meminta bantuan senjata kepada pemerintahan Donald Trump untuk mengkudeta Maduro, misi yang mereka sebut "Pembebasan".
Mantan tentara Carlos Guillen Martinez dan Juse Hidalgi Azuaje, yang tinggal di pedesaan mengatakan kepada CNN, seperti dikutip pada 30 Januari 2019, mereka menginginkan bantuan senjata dari militer AS.
Baca: Pejabat Militer Venezuela di Amerika Membelot Tinggalkan Maduro
Keduanya mengklaim ada ratusan tentara yang siap memberontak dan telah menyusun daftar serdadu yang ingin menjatuhkan rezim Maduro kemudian menyiarkannya melalui televisi.
"Sebagai tentara Venezuela, kami memohon dukungan AS dengan logistik, dengan komunikasi, dengan senjata, jadi kami bisa membebaskan Venezuela," kata Guillen Martinez.
Eks tentara Venezuela Carlos Guillen Martinez dan Josue Hidalgo Azuaje yang ingin menjatuhkan Nicolas Maduro.[CNN]
Sementara rekannya Jidalgo Azuaje menambahkan mereka tidak hanya membutuhkan bantuan AS, tetapi juga Brasil, Kolombia, Peru, dan negara sahabat yang menentang kediktatoran Maduro.
Baca: Menlu Venezuela Tuding Amerika Pimpin Kudeta Terhadap Maduro
Permintaan ini bertepatan ketika John Bolton, penasihat keamanan nasional AS, memperingatkan Maduro jika melakukan kekerasan terhadap oposisi atau melakukan tindakan mengancam pemimpin oposisi yang mengklaim sebagai presiden sementara, Juan Guaido.
Bolton juga mengingatkan agar militer Venezuela membantu peralihan kekuasaan dari Maduro ke Guaido, yang diakui oleh pemerintahan AS sebagai kepala negara.
Presiden Venezuela, Nicolas Maduro, dan Menteri Pertahanan, Vladimir Padrino Lopez. Reuters
Para tentara pembelot yang berjumlah puluhan orang baru-baru ini mengatakan bahwa banyak tentara dari berbagai pangkat marah pada hiperinflasi, kelangkaan pangan dan salah urus ekonomi yang telah mengubah salah satu negara bagian terkaya di Amerika Selatan menjadi sebuah negara termiskin.
Baca: Paus Fransiskus Khawatirkan Pertumpahan Darah di Venezuela
Petinggi militer Venezuela sendiri telah bersumpah setia kepada Nicolas Maduro. Menteri Pertahanan Vladimir Padrino Lopez mengatakan tentara Venezuela "siap mati" untuk pemerintahan mereka.
Namun para pembelot menunjukkan grup Whatsapp yang mereka klaim berisi ribuan perwira muda dan serdadu Venezuela yang marah dan ingin melengserkan Nicolas Maduro dari tampuk kekuasaan.