TEMPO.CO, Canberra – Toko buku baru Booktopedia konvensional membuat sejarah dan berhasil mengembangkan bisnis buku di tengah era online dan buku digital dengan nilai aset mencapai Rp1.1 triliun dalam 15 tahun.
Baca:
Bisnis toko buku yang dirintis sejak 2004 ini sempat memunculkan sikap skeptis dari sejumlah orang terdekat. Namun, pendiri toko buku Booktopedia, Tony Nash, Simon Nash, dan iparnya Steve Traurig, tetap memulai bisnis ini dengan modal awal 10 dolar Australia atau sekitar Rp100 ribu.
“Mereka baru membukuan penjualan pertama mereka tiga hari setelah peluncuran,” begitu dilansir News pada Ahad, 27 Januari 2019 waktu setempat.
Baca:
Dalam sebulan, penjualan Booktopedia baru mencapai sekitar 2000 dolar Australia. Namun, empat bulan kemudian, mereka berhasil menjual buku senilai US$30 ribu dolar Australia. Jumlah ini lalu melonjak menjadi US$100 ribu per bulan setelah setelah setahun. Jumlah ini lalu naik dua kali lipat pada tahun kedua Booktopedia beroperasi.
Sekarang, 15 tahun kemudian, bisnis keluarga ini bernilai US$113.4 juta atau sekitar Rp1.1 triliun. Satu buku terjual setiap 6.1 detik. Toko ini memiliki 1.8 juta pelanggan tetap.
Baca:
Tony Nash mengatakan pengalamannya menangani iklan Google membantunya mengarahkan pengguna internet ke situsnya sejak hari pertama. “Saat ini kami punya 200 orang staf, 150 ribu judul buku siap antar, dan telah berinvestasi 10 juta dolar Australia untuk otomatisasi,” kata Tony Nash.
Menurut dia, Booktopedia merupakan pengalaman unik karena keluarga ini tidak memiliki pengalaman berjualan buku dan logistik di Australia.