TEMPO.CO, Makau – Otoritas Cina menangkap seorang warga negara Kanada dengan dugaan mencoba menggelapkan uang sebuah perusahaan hiburan sebanyak sekitar US$284 juta atau sekitar Rp4 triliun.
Baca:
Lelaki bernama Leao, 61 tahun, dituduh melakukan pemalsuan dokumen untuk keperluan mentransfer uang perusahaan dari akun sebuah bank di Hong Kong.
Media Macau Daily, seperti dilansir SCMP, melansir upaya transfer dana bernilai jumbo ini gagal terjadi karena seorang pegawai bank merasa curiga. Ini terjadi karena tanda tangan Leao berbeda dengan rekaman tanda tangan yang dimiliki bank.
Baca:
Karena pegawai bank menolak melayani transfer ini, Leao lalu meninggalkan gedung bank. Seorang staf bank lalu menghubungi perusahaan hiburan tempat Leao bekerja. Manajemen mengatakan mereka mengaku tidak mengenal Leao.
Pegawai bank lalu menghubungi polisi soal kasus ini, yang kemudian menahan Leao pada Jumat pukul enam sore. Kantor Jaksa Penuntut Makau mengenakan tuntutan pemalsuan dokumen dan penipuan terhadap pelaku.
Baca:
Leao merupakan warga negara Kanada terakhir yang terjerat kasus hukum di Cina. Ini terjadi setelah dua orang lainnya juga ditahan dengan tuduhan membahayakan keamanan negara. Keduanya adalah, seperti dilansir Reuters, diplomat Michael Kovrig dan pengusaha Michael Spavor.
Penahanan keduanya terjadi setelah otoritas Kanada menahan eksekutif Huawei Technologies, Meng Wanzhou, pada 1 Desember 2018 atas permintaan otoritas AS. Otoritas AS menuding Meng terlibat dalam skema pembayaran proyek infrastruktur telekomunikasi di Iran, yang dikerjakan Huawei. AS mengenakan sanksi dagang kepada Iran terkait pengembangan nuklir.
Baca:
Pada 14 Januari 2019, pengadilan banding Cina juga menjatuhkan hukuman mati kepada warga Kanada yang bernama Robert Lloyd Schellenberg karena menyelundupkan 200 kilogram sabu atau methamphetamine ke Cina pada 2015. Sebelumnya di pengadilan lebih rendah, Schellenberg dijatuhi hukuman 15 tahun penjara.