TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengaku menerima banyak tekanan untuk mengakhiri shutdown yang diberlakukan sejak 22 Desember 2018. Derasnya tekanan membuatnya akhirnya sepakat menyetujui sebuah pendanaan sementara supaya para pegawai negeri atau PNS bisa kembali bekerja.
Dikutip dari edition.cnn.com, Sabtu, 26 Januari 2019, meski setuju membuka kembali pemerintahan, Trump gagal mendapatkan uang miliaran dollar yang dimintanya untuk membangun tembok perbatasan Amerika Serikat – Meksiko.
Baca: Shutdown Amerika Serikat Mengancam Pertumbuhan Lapangan Kerja
Partai Demokrat sejak Desember 2018 berkeras Trump harus membuka kembali pemerintahan sebelum perundingan soal pembangunan tembok perbatasan dilakukan. Pada Jumat, 25 Desember 2019 waktu setempat, Trump akhirnya setuju dengan tuntutan Partai Demokrat itu.
Baca: Amerika Serikat Shutdown, Bisnis Ini Ikut Kena Dampak
Dalam pernyataan yang disampaikan di Kebun Mawar, Presiden Trump memperlihat sikap tidak mengakui kekalahan dan tak mau berdamai. Dia terus menggambarkan masalah ini sebagai krisis keamanan nasional dan mengatakan shutdown mungkin akan dilakukan lagi jika anggota parlemen Amerika Serikat tidak bisa menemukan kata sepakat dalam pendanaan baru pembangunan tembok perbatasan.
“Seperti yang semua orang ketahui, saya memiliki sebuah jalan alternatif, tetapi saya tidak akan menggunakannya saat ini. Jika kita tidak mendapatkan sebuah kesepakatan yang adil dari Kongres, pemerintahan akan shutdown lagi pada 15 Februari nanti atau saya akan menggunakan kekuasaan presiden dan konstitusi Amerika Serikat untuk menyelesaikan masalah darurat ini. Kita akan punya keamanan yang bagus,” kata Trump.
Shudown yang diberlakukan Presiden Trump berlangsung selama 35 hari atau terlama yang pernah dilakukan presiden Amerika Serikat.