TEMPO.CO, Jakarta - Mantan penasihat politik sekaligus teman karib Presiden Donald Trump ditahan oleh FBI atas tuduhan menghalangi proses peradilan atau obstruction of justice.
Roger Stone ditahan karena memberikan kesaksian palsu selama investigasi Robert Mueller dalam campur tangan Rusia dalam pilpres AS 2016, seperti dikutip dari NBC News, 26 Januari 2019.
Baca: Trump Menyerah, Penutupan Pemerintahan Berakhir
Roger Stone, 66 tahun, ditahan sebelum subuh oleh agen federal di rumahnya Florida, sehari setelah juri pengadilan Distrik of Columbia menyatakan dirinya bersalah atas lima dakwaan, yakni satu dakwaan obstruction of justice, lima dakwaan memberikan keterangan palsu dan satu dakwaan menghalangi saksi.
Stone, seorang figur lama yang dekat kalangan Partai Republik dan menggambarkan dirinya sendiri sebagai "penipu kotor" telah berada di bawah pengawasan agen FBI atas hubungannya dengan WikiLeaks dan meretas email Demokrat yang dirilis oleh situs selama kampanye presiden 2016. Dia telah berulang kali membantah berkolusi dengan WikiLeaks.
Baca: Donald Trump Sebut Rakyat Akan Berontak Jika Dia Dimakzulkan
Stone, yang dikenal sebagai penata pakaian mewah, muncul di pengadilan federal Jumat pagi dengan tangan terborgol. Hakim mengizinkannya untuk dibebaskan dengan jaminan US$ 250.000 (Rp 3,5 miliar).
"Saya akan mengaku tidak bersalah atas tuduhan ini. Saya akan mengalahkan mereka di pengadilan," katanya. "Saya dituduh membuat pernyataan palsu."
"Saya tidak akan bersaksi melawan presiden karena saya harus memberikan kesaksian palsu terhadapnya," lanjut Stone.
Greatest Witch Hunt in the History of our Country! NO COLLUSION! Border Coyotes, Drug Dealers and Human Traffickers are treated better. Who alerted CNN to be there?
— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) January 25, 2019
Sementara Donald Trump marah atas penangkapan Roger Stone dengan menulis di Twitter pada Jumat kemarin.
"Perburuan "tukang sihir" terbesar dalam sejarah negara kita! TIDAK ADA KOLUSI! Coyoter perbatasan, Pengedar Narkoba dan Pedagang Manusia diperlakukan lebih baik dari ini," tulis Donald Trump di Twitter, seperti dikutip dari ABC News.
Baca: Donald Trump Dituding Rahasiakan Percakapan dengan Vladimir Putin
Roger Stone adalah orang yang pertama kali membujuk Trump masuk panggung politik dan sejak itu menjadi penasihat politik Donald Trump selama kampanye pilpres namun keluar dari timses pada 2015 karena kontroversi.
“I will never testify against Trump.” This statement was recently made by Roger Stone, essentially stating that he will not be forced by a rogue and out of control prosecutor to make up lies and stories about “President Trump.” Nice to know that some people still have “guts!”
— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) December 3, 2018
Pada Desember lalu, Trump pernah memuji Stone atas kesetiaannya pada dirinya.
Menanggapi pernyataan Roger Stone yang enggan bersaksi melawan presiden, Donald Trump kembali memuji Roger Stone di Twitter dengan menulis, "sangat lega sekali mengetahui ada beberapa orang yang masih punya nyali!"