TEMPO.CO, Jakarta - Milioner e-commerce Cina, Jack Ma Yun menjelaskan, perusahaan yang didirikannya, Alibaba, berkolaborasi dengan WTO, badan perdagangan dunia, membuat platform perdagangan baru yang dinamakan Electronic World Trade Platform atau eWTP yang jauh lebih efisien dan efektif.
Platform yang akhir tahun 2018 dioperasionalkan di Rwanda mendisain fasilitas tarif bebas dalam bertransaksi dengan nilai perdagangan di bawah US$ 1 juta.
Baca: Jack Ma Peringatkan Revolusi Teknologi Akan Picu Perang Dunia
Dengan eWTP, Ma menjelaskan, petani di Rwanda, negara di benua Afrika yang membuka diri untuk menggunakan platform ini, kini mampu menjual kopi secara langsung ke pembeli di Cina seharga US$ 12 per kilogram. Harga ini jauh lebih murah, yakni US$ 4 per kilogram, dibandingkan harga sebelum memanfaatkan platform eWTP.
Platform eWTP memanfaatkan telepon seluler untuk membangun komunikasi antara petani di Rwanda dan pembeli di Cina.
Baca: Jack Ma: Perang Dagang AS-Cina Adalah Hal Paling Bodoh di Dunia
"Memiliki akses ke telepon seluler berarti orang di seluruh dunia dapat membeli secara global, menjual secara global, mengirimkan secara global, membayar secara global, dan melakukan perjalanan secara global, menyenangkan," kata Ma, seperti dikutip dari The South China Morning Post, Jumat, 25 Januari 2019.
Ma mengatakan, globalisasi sekalipun ada yang tidak menyukainya, namun faktanya globalisasi telah dikendalikan lebih dari 60 ribu perusahaan besar selama 20 tahun terakhir. Angka ini diperkirakan akan meningkat mencapai 60 juta perusahaan termasuk perusahaan skala kecil.
Baca: Kisah Jack Ma, dari Pemandu Wisata Hingga menjadi Konglomerat
Mencermati kenyataan bisnis skala kecil pun masuk dalam globalisasi perdagangan, Jack Ma menyarankan agar zona perdagangan bebas tidak lagi didisain oleh perusahaan-perusahaan besar, tetapi sudah seharusnya ada zona perdagangan bebas untuk perusahaan kecil dalam hal mengimpor dan mengekspor produk mereka.