TEMPO.CO, Jakarta - Museum-museum Smithsonian yang tutup sejak 2 Januari karena penutupan pemerintahan dilaporkan merugi US$ 1 juta atau sekitar Rp 14 miliar per minggu.
Yayasan Simithsonian yang memiliki 19 museum, yang merupakan museum, institusi pendidikan dan kompleks riset, terkena imbas penutupan pemerintahan yang kini memasuki hari ke-34 pada hari Kamis kemarin, karena kehilangan ribuan pengunjung setiap hari.
Baca: Donald Trump Enggan Pidato Sampai Penutupan Pemerintahan Berakhir
Dikutip dari USA Today, 24 Januari 2019, instutisi berusia 173 tahun itu telah kehilangan US$ 1 juta, ungkap sekretaris Smithsonian David J. Skorton.
Pasalnya, akibat penutupan pemerintahan parsial, kunjungan sekolah tidak bisa dilakukan karena museum tutup, riset kurator dan lainnya di musem dihentikan, dan sejumlah ekspedisi atau kampanye yang berkaitan dengan biodiversitas, humaniora dan lingkungan dibatalkan.
Status dari akun museum Smithsonian, @smithsonian yang menghentikan operasionalnya karena proses "Shutdown". Ada 19 Museum dan kebun binatang nasional yang tutup termasuk Patung Liberty, Taman Nasional Yosemitem serta pulau Alcatraz. Nydailynews.com
Ketika penutupan pemerintahan pertama kali dimulai pada 22 Desember, Smithsonian berhasil menjaga museum dan Kebun Binatang Nasional, yang juga beroperasi, buka selama 11 hari, berkat dana serah terima dari tahun fiskal lalu. Tapi dana itu habis pada hari kedua bulan ini.
Baca: Hari ke-25 Penutupan Pemerintahan, Layanan Apa yang Kena Imbas?
Museum terpaksa merumahkan 4.000 karyawannya karena mereka tidak mendapat gaji dari anggaran federal. Selain itu Smithsonian tidak bisa membayar kembali kontraktor yang bekerja pada museum.
Selain itu, akibat penutupan pemerintahan, restoran, toko, teater IMAX, dan operasi lain juga menghentikan pandapatan sebesar US$ 1 juta per minggu.
Pihak museum berharap penutupan pemerintahan bisa berakhir sehingga bisa melayani masyarakat Amerika untuk edukasi budaya dan humaniora.