TEMPO.CO, Jakarta - Paul Whelan, mantan Marinir AS yang dicurigai sebagai mata-mata yang melakukan spionase di Rusia, memiliki dokumen yang berisi rahasia negara pada saat penangkapannya di Moskow. Pengacaranya mengatakan Whelan mungkin tidak sadar dia memiliki informasi sensitif.
"Saya dapat mengkonfirmasi bahwa pada saat penahanannya, Whelan memiliki beberapa dokumen yang mengandung rahasia negara, tetapi saya tidak dapat menjelaskan secara terperinci," ujar Vladimir Zherebenkov, yang mewakili Whelan, dikutip dari Russia Today, 23 Januari 2019.
Namun, Zherebenkov menyatakan bahwa kliennya mungkin tidak menyadari bahwa ia memiliki rahasia.
"Bagaimana dia mendapatkannya, apa yang seharusnya dia lakukan dengan itu, dan apakah Whelan tahu bahwa dia memiliki informasi rahasia tidak diketahui," katanya.
Mantan marinir AS itu mencari informasi tentang Rusia melalui pendekatan "terbuka" dan "budaya", kata pengacara itu, menunjukkan bahwa upayanya hanya terinspirasi oleh minatnya yang kuat pada warisan budaya Rusia.
"Whelan telah tertarik pada Rusia, dia menerima pendidikan dalam studi budaya, dia punya teman di Rusia, jadi tidak ada yang mengejutkan bahwa dia tertarik untuk mendapatkan informasi yang menarik budaya," katanya.
Baca: Eks Marinir AS yang Ditahan Rusia Memiliki Teman Sosmed Militer
Tudingan ini muncul dari flash drive yang diterima Whelan, yang berisi rahasia negara yang dimaksud. Pengacaranya mengatakan, mantan marinir itu hanya berharap mendapat data tentang budaya Rusia, termasuk foto-foto katedral ortodoks. Dia mengklaim bahwa Whelan bahkan tidak punya waktu untuk mengunduh file.
Komentar itu dibuat tak lama sebelum Whelan muncul di hadapan Pengadilan Kota Moskow untuk membebaskannya dari penjara dengan jaminan. Pengadilan menolak mosi tersebut, memerintahkan Whelan untuk tetap berada dalam penahanan pra-sidang hingga 28 Februari.
Ini tampak depan dari pusat penahanan Lefortovo, Moskow, tempat bekas Marinir AS, Paul Whelan, ditahan FSB. Reuters
Pihak berwenang Rusia mengklaim bahwa Whelan, yang dilaporkan berada di Moskow untuk menghadiri pernikahan, ditangkap atas dugaan aksi spionase. Warga AS tersebut juga memegang paspor Inggris, Kanada dan Irlandia.
Zherebenkov mengatakan bahwa jaksa penuntut negara belum diberi akses ke bukti-bukti rahasia yang digunakan untuk menuntut Whelan.
Dia membiarkan kemungkinan kliennya bisa dibebaskan dalam pertukaran mata-mata dengan Amerika Serikat.
Whelan, 48 tahun, ditangkap pada 28 Desember 2019 oleh agen intelijen Rusia (FSB) karena dituduh melakukan spionase, yang dibantah oleh Whelan.
"Whelan tidak mengaku bersalah," kata pengacaranya.
Baca: Inggris Minta Rusia Tidak Politisasi Individu Tersangka Espionase
Sementara keluarganya mengatakan Whelan ke Rusia untuk liburan. Saudarana David Whelan mengatakan kepada CNN Paul tiba di Rusia pada 22 Desember untuk menghadiri pernikahan rekan marinirnya. Ini adalah pertama kalinya Whelan berkunjung ke Rusia.
David Whelan mewakili keluarga kecewa atas penangkapan ini, namun tidak terkejut pengadilan Moskow menolak jaminan untuk pembebasannya.
"Sementara kami masih kekurangan rincian dari pemerintah Rusia tentang mengapa Paul Whelan dianggap sebagai mata-mata, dan yang memberinya rahasia negara, kami yakin ia dijebak dan tidak bersalah atas spionase," kata saudara marinir AS tersebut.