TEMPO.CO, Mazar-I-Sharif – Pasukan Taliban mencoba menguasai sumur minyak besar di Provinsi Sar-e-Pul, yang terletak di Afganistan utara, dengan menyerang militer Afganistan. Serangan ini menewaskan belasan orang dan melukai puluhan orang lainnya.
Baca:
Taliban dan Amerika Berunding di Qatar, Membahas Apa?
“Situasi keamanan di Provinsi Sar-e Pul mengkhawatirkan,” kata Zabiullah Amani, juru bicara dari kantor pemerintah provinsi seperti dilansir Reuters pada Jumat, 4 Januari 2019.
Amani mengatakan pemerintah pusat menjanjikan akan mengirimkan pasukan tambahan ke provinsi ini. Tapi pasukan itu belum juga sampai.
Sekitar 40 anggota militer Afganistan tewas atau terluka akibat serangan beberapa hari sebelumnya. Serangan Taliban ini berlanjut meskipun proses perundingan damai sedang berlangsung.
Baca:
Taliban Serang Pelatihan Mata-mata Militer Afghanistan, 126 Tewas
“Taliban melakukan serangan besar selama beberapa waktu terakhir ini dengan tujuan menguasai sumur-sumur minyak ini. Kami telah menyiapkan pasukan perlindungan tapi mereka tidak memiliki peralatan yang canggih,” kata Amani.
Ada dua ladang minyak yang menjadi incaran Taliban yaitu lapangan Angot dan Kashkari, yang terletak masing-masing sekitar 11 kilometer sebelah timur dan selatan dari provinsi itu. Ladang minyak ini digali pada era pendudukan Uni Sovyet pada 1980an.
Baca:
“Ladang minyak ini sangat penting secara ekonomi bagi provinsi dan Afganistan,” kata dia.
Jika Taliban berhasil menguasai ladang minyak ini, maka pendapatan pemerintah provinsi dan pusat bakal berkurang signifikan. Sebaliknya, itu akan meningkatkan keuangan Taliban, yang mendapatkan uang dari pajak, pertambangan dan penjualan opium.
Menurut pejabat di Kementerian Dalam Negeri, Amrullah Saleh, pasukan tambahan telah dikirim ke lapangan minyak itu dari distrik tetangga. Dan sebuah tim pasukan dari Kabul juga bakal tiba dalam hitungan hari.
Baca:
“Saat ini, area itu cukup aman tapi kami tidak bisa mengabaikan ancaman ini,” kata Saleh.
Saat ini, perwakilan Taliban yaitu Zalmay Khalilzad dan Amerika Serikat masih mencoba membahas mengenai basis untuk perundingan damai dan mengakhiri perang 17 ini.
Baca:
Tekanan Taliban terhadap pasukan Afganistan meningkat setelah Presiden Donald Trump mengatakan akan menarik setengah dari 14 ribu pasukan di sana. Trump juga menarik pasukan dari Suriah dengan alasan telah memenangkan perang melawan ISIS.