TEMPO.CO, Istanbul – Pemerintah Turki bersiap mengambil alih keamanan di Kota Manbij, Suriah utara, yang menjadi lokasi tewasnya dua tentara AS dan dua kontraktor sipil, akibat serangan teroris ISIS pada pekan lalu.
Baca:
Kantor kepresidenan Turki menyatakan Presiden Recep Tayyip Erdogan mengatakan kepada Presiden AS, Donald Trump, soal ini pada saat pembicaraan lewat telepon pada Ahad, 20 Januari 2019.
“Erdogan mengatakan kepada Trump serangan bom bunuh diri di Manbij itu merupakan tindakan provokatif yang ditujukan untuk mempengaruhi keputusan Trump pada Desember 2018 untuk menarik pasukan AS dari Suriah,” begitu pernyataan kantor kepresidenan Turki seperti dilansir Reuters pada Senin, 21 Januari 2019.
Baca:
Trump mengejutkan para penasehatnya pada Desember 2018 saat mengumumkan akan menarik pasukan dari Suriah. Dia mengklaim kemenangan atas kelompok ISIS, yang mayoritas wilayah operasionalnya sudah dikuasai oleh pemerintah Suriah, milisi Kurdi dukungan AS, dan Turki.
Trump juga mengumumkan penarikan pasukan dari Afghanistan. Dia mengatakan bertekad mengakhiri kegiatan perang yang telah dialami AS sejak awal 2000an saat memulai invasi ke Afghanistan untuk memburu Osama Bin Laden.
Baca:
Trump mengeluhkan besarnya biaya perang yang harus ditanggung pemerintah AS setiap tahunnya. Dia lalu menelpon Erdogan untuk meminta bantuan mengalahkan sisa pasukan ISIS yang masih berkeliaran di sisi utara Suriah dan berbatasan dengan Turki. Erdogan menyanggupi ini dengan syarat mendapat dukungan logistik dari Trump.
Kota Manbij, seperti dilansir Aljazeera, merupakan titik ketegangan setelah Trump memutuskan menarik sekitar 2000 pasukan AS dari sana. Milisi Syrian Democratic Forces, yang merupakan milisi Kurdi dukungan Washington, mengalahkan pasukan ISIS di kota ini pada 2016. Namun, Turki bermusuhan dengan pasukan Kurdi, yang dianggap pemberontak dan berusaha memisahkan diri.
Baca:
Turki juga menegaskan zona aman yang bakal dibangun di sisi utara Suriah dan berbatasan dengan Turki bakal dikontrol oleh pasukan dari negara itu. Turki tidak menginginkan adanya pasukan Kurdi beroperasi di kawasan zona aman ini.