TEMPO.CO, Jakarta - Musibah tenggelamnya dua perahu yang ditumpangi imigran di Laut Mediterania kembali mengingatkan pada musibah serupa yang terjadi hampir setiap tahun. Tenggelamnya dua perahu imigran pada Jumat, 18 Januari 2019, menewaskan hampir 170 orang.
Laut Mediterania dikenal ganas. Ironisnya, menyeberangi Laut Mediterania dengan perahu yang tidak memenuhi standar, tetap ditempuh oleh para imigran demi sampai ke Benua Biru. Berikut tiga musibah tenggelamnya perahu imigran di Laut Mediterania yang memakan ratusan korban jiwa.
Baca: Angkatan Laut Spanyol Selamatkan 408 Imigran di Mediterania
1. Tahun 2014, 300 orang tewas
Laporan badan PBB untuk urusan pengungsi UNHCR yang diterbitkan pada 26 Agustus 2014 menyebut sedikitnya 300 orang tewas dalam sejumlah tragedi tenggelamnya perahu imigran di Laut Mediterania dalam sepekan terakhir. Kebanyakan penumpang dalam perahu itu datang dari kawasan Afrika menuju Eropa.
Dikutip dari UN News Centre, Melissa Fleming, juru bicara UNHCR, mengatakan sekitar 1.600 imigran tewas pada Juni 2014 di telan Laut Mediterania.
Insiden kapal tenggelam terbesar terjadi pada Jumat, 22 Agustus 2014. Perahu imigran yang membawa 270 penumpang tenggelam di Garibouli, sebelah timur Tripoli. Hanya 19 orang yang selamat. Penjaga pantai Libya telah menemukan 100 jasad, termasuk anak-anak dan perempuan.
2. Tahun 2017, 100 orang tewas
Penjaga pantai Italia mengatakan sekitar 100 orang hilang setelah sebuah kapal yang membawa imigran tenggelam di Laut Mediterania, yang menghubungkan Libya dengan Italia, pada Sabtu, 14 Januari 2017.
Flavio di Giacomo, dari Organisasi Internasional untuk Migrasi, mengatakan kepada The Independent sekitar 106 orang diduga tewas saat kondisi di laut sangat buruk.
Baca: Italia Selamatkan 3.000 Pengungsi Afrika di Laut Mediterania
3. Tahun 2018, 100 orang tewas
Sekitar 100 imigran dan pengungsi dinyatakan hilang pada Jumat, 29 Juni 2018. Mereka diduga tewas setelah perahu yang mereka tumpangi tenggelam di luar pantai Libya.
Situasi politik di Libya yang sedang bergejolak dan lokasi negara itu yang dekat dengan Italia, telah dimanfaatkan para pengungsi untuk menyeberang ke Eropa melalui Laut Mediterania meskipun berisiko bahaya.
Laporan Al Jazeera mengutip keterangan petugas keamanan laut, penjaga pantai Libya hanya bisa menyelamatkan 16 orang dari kapal yang tenggelam itu. Sisanya, para imigran itu diduga sudah hilang tenggelam.