TEMPO.CO, Jakarta - Pipa minyak meledak di Meksiko menewaskan sedikitnya 71 orang dan melukai 76 orang. Pencurian minyak diduga penyebab ledakan yang disebut terburuk dalam sejarah Meksiko.
Pipa minyak yang meledak pada hari Jumat, 18 Januari 2019 mengeluarkan lidah api yang membubung ke langit kota Tlahuelilpan, negara bagian Hidalgo di utara Mexico City.
Baca: Cegah Pencurian BBM, Meksiko Kerahkan Hampir 1.000 Tentara
Suara teriakan meminta bantuan terdengar saat televisi Meksiko menyiarkan peristiwa ledakan itu.
Gubernur Hidalgo, Omar Fayad mengatakan jumlah korban tewas kemungkinan bertambah karena tim penyelamat belum dapat mengakses lokasi kebakaran paling parah akibat ledakan.
Namun, Menteri Keamanan Publik Alfonso Durazo mengatakan api telah dipadamkan dan pemerintah butuh waktu untuk memastikan jumlah korban tewas.
Baca: Pipa Minyak di Meksiko Meledak, 27 Orang Tewas
Sejumlah ambulans dan dokter telah berada di lokasi untuk merawat para korban.
Menurut presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador, pencurian minyak tahun lalu telah merugikan uang negara lebih dari US$ 3 miliar. Sehingga Lopez melakukan tindakan tegas atas maraknya pencurian minyak.
"Saya mendesak seluruh populasi agar tidak terlibat dalam pencurian minyak. Selain ilegal, jiwa anda dan keluarga anda dalam resiko," kata Fayad seperti dikutip dari Reuters, Sabtu, 19 Januari 2019.
Baca: Korban Jiwa Ledakan di Meksiko Capai 36 Orang
Lokasi pipa minyak yang bocor itu berada dekat kilang minyak Tula milik perusahaan minyak milik negara, Petroleos Mexicanos atau Pemex.
Pemex dalam pernyataanya mengatakan pipa minyak bocor akibat ulah pencuri juga terjadi di San Juan del Rio di negara bagian Queretaro, namun tidak menimbulkan bahaya bagi penduduk.
Tindakan keras presiden Lopez terhadap pencuri minyak mendapat dukungan masyarakat Meksiko karena meningkat kekhawatiran Meksiko akan kekurangan minyak dan itu akan menjadi bencana bagi perekonomian negara.