TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Luksemburg berencana untuk menggratiskan seluruh transportasi umum untuk mengentaskan masalah kemacetan.
Luksemburg merupakan salah satu negara terkecil Eropa dengan hanya 602.000 jiwa, namun negara ini memiliki masalah kemacetan.
Namun masalah ini kemungkinan teratasi, setelah bulan lalu pemerintahnya mengumumkan seluruh transportasi publik seperti kereta, trem dan bus, akan digratiskan pada Maret 2020, menurut laporan CNN, 18 Januari 2019.
Baca: Tak Tahan Macet, Pria Ini Pilih Naik Kuda ke Kantor
Juru bicara Kementerian Transportasi dan Pekerjaan Umum Luksemburg, Dany Frank, berharap langkah ini bisa mengurahi kemacetan parah dan memberi manfaat terhadap lingkungan.
Dilansir The Independent, pada Desember 2018, pemerintahan koalisi baru yang kini menduduki kantor Grand Duchy menjanjikan menghapus semua tiket kereta, trem dan bus.
Lalu lintas di Luksemburg.[Sky News]
Saat ini harga tiket terendah adalah 2 euro (Rp 32 ribu) untuk dua jam perjalanan, di mana waktu dua jam cukup menjangkau seluruh perjalanan di negara kecil yang hanya seluas 2587,4 kilometer persegi. Sementara harga tiket kereta kelas pertama hanya 3 euro atau setara Rp 50 ribu dan jika ingin berpergian seharian selama satu hari ke tujuan mana saja dengan tiket kelas dua hanya dikenakan 4 euro atau Rp 64 ribu.
Baca: 10.000 Truk Terjebak Macet di Cina
Namun anak-anak muda bebas menggunakan tranportasi umum tanpa bayaran dan jika ingin berlangganan tiket tahunan untuk semua transportasi publik bisa berlangganan tiket "mPass" seharga 150 euro atau Rp 2,4 juta.
Biaya operasional yang sebelumnya berasal dari tiket akan diganti sebagian dari biaya akan ditanggung dengan menghapuskan keringanan pajak untuk penumpang.
Langkah ini akan menghemat pengumpulan dan pemrosesan tarif. Dan kemungkinan juga mendorong pergeseran dari mobil pribadi pemicu kemacetan lalu lintas, terutama di sekitar Kota Luksemburg, yang menjadi masalah utama lalu lintas negara ini.