Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mahasiswa Cina yang Kuliah di Thailand Naik, Kenapa?

image-gnews
Cherry He Ting, kiri, warga negara Cina, sedang mengajar muridnya di sebuah kedai kopi di ibu kota Bangkok, Thailand. Sumber: REUTERS/Soe Zeya Tun
Cherry He Ting, kiri, warga negara Cina, sedang mengajar muridnya di sebuah kedai kopi di ibu kota Bangkok, Thailand. Sumber: REUTERS/Soe Zeya Tun
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta -  Sekilas orang mungkin tak menyangka Cherry He Ting, yang fasih berbahasa Thailand adalah seorang warga negara Cina. Cherry, 28 tahun, belajar berbahasa Thailand saat ia kuliah S2 selama 3,5 tahun di Negara Gajah Putih.

Cherry hanyalah satu dari ribuan mahasiswa asal Cina yang menuntut ilmu ke Thailand. Data pemerintah Thailand memperlihatkan, sejak 2012 jumlah mahasiswa asal Cina yang berkuliah di negeri Gajah Putih terus meningkat. 

Pusat Peneliti Asia untuk Migrasi di Universitas Chualangkorn menemukan pada 2017 ada sekitar 8.455 mahasiswa Cina yang terdaftar di berbagai universitas di Thailand. Jumlah itu naik dua kali lipat dibanding 2012.

Baca: CEO Aku Pintar: 87 Persen Mahasiswa Merasa Salah Jurusan 

Cherry He Ting, kiri, warga negara Cina, sedang mengajar muridnya di sebuah kedai kopi di ibu kota Bangkok, Thailand. Sumber: REUTERS/Soe Zeya Tun

Menurut asisten profesor dari Beijing Foreign Studies University, Diane Hu, universitas-universitas di Thailand menawarkan biaya kuliah yang lebih terjagkau bagi mahasiswa Cina dibandingkan dengan universitas di Australia, Amerika Serikat, dan Inggris.

Baca: Sri Mulyani Tantang Mahasiswa Mengupload Penelitiannya di Medsos 

Thailand telah menjadi pilihan bagi mahasiswa yang tinggal di wilayah pinggir Cina. Selain mengenyam pendidikan, para mahasiswa ini juga ingin mendapatkan pekerjaan dengan gaji yang bagus di Thailand. Di kawasan Asia Tenggara, Thailand telah menjadi negara perekonomian terbesar setelah Singapura.

Para pelajar Cina ini mengatakan Thailand menawarkan prospek yang lebih baik karena biaya kuliah yang lebih rendah dan aturan visa yang lebih mudah dibandingkan dengan negara-negara Barat. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Jika saya bekerja di sini, saya akan memiliki lebih banyak peluang daripada di tempat saya berasal," kata Cherry, yang sudah delapan tahun tinggal di Thailand. 

Di Thailand, untuk mendapatkan gelar sarjana bisnis mereka hanya perlu membutuhkan biaya sebanyak 120.000 baht atau Rp 53 juta dalam setahun. Sementara biaya kuliah untuk gelar serupa dapat berkisar Rp 113 juta di Singapura hingga lebih dari Rp 850 juta di beberapa universitas Amerika Serikat dalam setahun. 

Kuliah di Amerika Serikat bagi mahasiswa Cina sekarang ini kurang begitu menarik setelah Presiden Donald Trump menerbitkan kebijakan melakukan pengawasan yang lebih besar terhadap mahasiswa asal Negara Tirai Bambu itu. Pengawasan ini dipengaruhi oleh meningkatnya kasus mata-mata. 

Naiknya jumlah mahasiswa asal Cina diikuti dengan penambahan guru, penerjemah, dan akademisi asal Cina untuk bekerja di sektor pendidikan Thailand. Chada Triamvithaya, akademisi dari Institute Teknologi Raja Mongkut, mengatakan tren ini adalah bagian dari soft power Cina ke Thailand. 

Melihat trend ini, beberapa investor Cina telah mengucurkan investasi di sejumlah universitas swasta di Bangkok untuk memperkenalkan lebih banyak kursus yang menyasar pasar kebutuhan Cina. Program inisiatif jalur sutera modern diproyeksi akan memengaruhi banyaknya mahasiswa Cina untuk belajar ke Thailand lewat jalur beasiswa. 

Banyak peneliti percaya tren naiknya mahasiswa yang kuliah di Thailand ini akan terus berlanjut menyusul tingginya keinginan Cina untuk memperluas pengaruhnya ke Asia Tenggara dan sekitarnya.

NAURA NADY | REUTERS

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Cerita Mahasiswa Unas Diminta Cantumkan Nama Dosen di Jurnal Ilmiahnya

7 menit lalu

Ilustrasi jurnal ilmiah. Shutterstock
Cerita Mahasiswa Unas Diminta Cantumkan Nama Dosen di Jurnal Ilmiahnya

Mahasiswa Unas sebetulnya tidak diwajibkan untuk membuat jurnal.


Kronologi Kereta Cepat Jakarta-Bandung: dari Digagas SBY hingga KAI Terbebani Utang Rp6,9 T

9 jam lalu

Suasana mudik lebaran di Stasiun Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) Halim, Jakarta, Sabtu, 6 April 2024. Kereta cepat Whoosh untuk pertama kalinya bakal melayani penumpang mudik lebaran. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Kronologi Kereta Cepat Jakarta-Bandung: dari Digagas SBY hingga KAI Terbebani Utang Rp6,9 T

Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung menyisakan pekerjaan rumah bagi PT Kereta Api Indonesia berupa utang Rp6,9 triliun ke Bank Pembangunan Cina (CDB)


Terpopuler: Tim Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Segera Dibentuk, AirAsia Tebar Promo Tiket 28 Rute Internasional Mulai Kemarin

12 jam lalu

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia Luhut Binsar Pandjaitan (kedua dari kanan) dan Menteri Luar Negeri Tiongkok Wang Yi (kedua dari kiri) saat acara High Level Dialogue and Cooperation Mechanism (HDCM) Indonesia dan Tiongkok ke-4 di Labuan Bajo, Timur Nusa Tenggara, Jumat (19 April 2024). ANTARA/HO-Kementerian Koordinator Bidang Kelautan dan Perikanan
Terpopuler: Tim Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Segera Dibentuk, AirAsia Tebar Promo Tiket 28 Rute Internasional Mulai Kemarin

Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan Indonesia dan Tiongkok telah sepakat untuk membentuk tim ihwal penggarapan proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya.


Gaet Turis Lebih Banyak, Thailand buat Perjanjian Bebas Visa Permanen dengan Kazakhstan

1 hari lalu

Patung Buddha raksasa dari kuil Wat Paknam Phasi Charoen terlihat di Bangkok, Thailand, 10 Juni 2021.[REUTERS/Jorge Silva]
Gaet Turis Lebih Banyak, Thailand buat Perjanjian Bebas Visa Permanen dengan Kazakhstan

Thailand mengalami peningkatan signifikan jumlah wisatawan dari Kazakhstan sejak program pembebasan visa sementara tahun lalu.


Banjir Dasyat Setinggi Leher Terjang Guangdong Cina, 11 Orang Hilang

1 hari lalu

Orang-orang berdiri di jalan yang banjir saat badai membawa hujan dan hujan es ke Nanchang, provinsi Jiangxi, Cina 2 April 2024. Reuters
Banjir Dasyat Setinggi Leher Terjang Guangdong Cina, 11 Orang Hilang

Sebelas orang hilang di Guangdong akibat banjir dasyat di provinsi selatan Cina itu pada Senin 22 April 2024


Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

1 hari lalu

Suasana mudik lebaran di Stasiun Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) Halim, Jakarta, Sabtu, 6 April 2024. Kereta cepat Whoosh untuk pertama kalinya bakal melayani penumpang mudik lebaran. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Kereta cepat Jakarta-Surabaya pernah direncanakan akan dibangun pada masa pemerintahan Jokowi periode pertama, namun proyek tidak jadi dilaksanakan.


Pengeluaran Militer Global Capai Rekor Tertinggi pada 2023, Israel Naik 24 Persen

1 hari lalu

Jet tempur F-16 Israel menembakkan roket udara-ke-darat 'Rampage'. (Sistem Industri Militer Israel dan Industri Dirgantara Israel)
Pengeluaran Militer Global Capai Rekor Tertinggi pada 2023, Israel Naik 24 Persen

Pengeluaran militer global pada 2023 mencapai rekor tertinggi dengan angka US$2.443 miliar atau sekitar Rp39,66 kuadriliun.


Digagas JK pada 2016, Ini Beda Rencana Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Indonesia-Cina

1 hari lalu

Kereta Cepat Whoosh di Stasiun Tegalluar, Bandung, Jawa Barat, Indonesia. (ANTARA/Rubby Jovan)
Digagas JK pada 2016, Ini Beda Rencana Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Indonesia-Cina

Presiden Jokowi mendiskusikan rencana pembangunan kereta cepat Jakarta-Surabaya dengan Menlu Cina, pernah akan dibangun pada 2018.


Antony Blinken Ingin Peringatkan Cina karena Dukung Industri Pertahanan Rusia

1 hari lalu

Penampakan pesawat pembom strategis berkemampuan nuklir Tu-160M yang diterbangkan Presiden Rusia Vladimir Putin di Kazan, Rusia 22 Februari 2024. Pesawat raksasa yang diberi nama
Antony Blinken Ingin Peringatkan Cina karena Dukung Industri Pertahanan Rusia

Antony Blinken akan memperingati otoritas Cina atas segala konsekuensi mengekspor bahan baku dari Rusia yang digunakan pada industri militer


Melawat ke Cina, Menlu AS Bahas Dukungan Beijing untuk Industri Pertahanan Rusia

1 hari lalu

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken bertemu dengan Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi di Departemen Luar Negeri di Washington, AS, 26 Oktober 2023. REUTERS/Sarah Silbiger
Melawat ke Cina, Menlu AS Bahas Dukungan Beijing untuk Industri Pertahanan Rusia

Menlu AS Antony Blinken juga akan membahas sejumlah isu dalam lawatan ke Cina, termasuk Laut Cina Selatan dan konflik Timur Tengah