TEMPO.CO, Jakarta - Kelompok politisi bipartisan di parlemen Amerika Serikat merumuskan rancangan undang-undang yang akan melarang penjualan chip atau komponen lain buatan Amerika Serikat ke perusahaan raksasa telekomunikasi Cina, Huawei, ZTE dan perusahaan telekomunikasi Cina lainnya.
RUU ini memfokuskan pada perusahaan-perusahaan Cina yang melanggar sanksi atau melanggar undangundang pengawasan ekspor.
Baca: Jaksa AS Investigasi Dugaan Huawei Mencuri Rahasia Dagang
Dilansir dari Reuters, Kamis, 17 Januari 2019, pengajuan RUU ini hanya beberapa saat sebelum Wall Street Journal melaporkan bahwa jaksa federal sedang menginvestigasi Huawei yang diduga mencuri rahasia dagang perusahaan AS, T-Moble dan perusahaan AS lainnya.
Kelompok bipartisan perumus RUU tersebut 4 senator dari Republik dan Demokrat. RUU ini secara lebih rinci mensyaratkan presiden yang mengeluarkan larangan untuk mengekspor komponen buatan AS ke perusahaan-perusahaan telekomunikasi Cina yang melanggar sanksi dan peraturan pengawasan ekspor.
Baca: Jenderal Cina Bertemu Laksamana Amerika di Beijing, Bicara Apa?
RUU ini secara eksplisit menyebut nama perusahaan Cina yang terkena larangan ekspor chip dan komponen AS, yakni Huawei dan ZTE. Alasannya, kedua perusahaan Cina ini diurigai akan memakai komponen atau chip tersebut untuk memata-matai warga Amerika. Alasan lain, kedua perusahaan ini dituding tidak menghormati sanksi AS terhadap Iran.
"Huawei merupakan intelijen Partai Komunis Cina yang pendiri dan CEO nya teknisi di Angkatan Bersenjata Pembebasan Rakyat," kata senator Tom Cotton dari Republik, salah seorang dari penggagas RUU tersebut.
Putri pendiri Huawei, Meng Wanzhou, saat ini ditahan di Kanada atas permintaan otoritas AS. Meng dituduh menggunakan sistem perbankan global untuk menghindari sanksi dagang AS terhadap Iran.
Baca: Cina Minta Pejabat BUMN Hindari Pergi ke Amerika
ZTE tahun lalu akhirnya bersedia membayar denda US$ 1 miliar ke AS karena melanggaa embargo perdagangan AS dengan Iran. Sebagai balasan, AS mencabut larangan ZTE membeli komponen telepon seluler dan lainnya dari AS sejak April tahun lalu.
Pendiri Huawei, Ren Zhengfei pekan ini membantah perusahaannya digunakan pemerintah Cina sebagai mata-mata untuk Amerika Serikat.