TEMPO.CO, Jakarta - Shutdown atau penutupan sementara pemerintah Amerika Serikat berdampak pada penjual jasa pembawa anjing jalan-jalan. Ryann Solomon, salah satu pelaku di sektor ini telah menduga bisnisnya bakal kena dampak, namun dia tak tahu sampai kapan hal ini akan terus berlangsung.
"Pada pekan ini, saya mendapat banyak telepon yang membatalkan menggunakan jasa saya membawa anjing jalan-jalan," kata Solomon, seperti dikutip dari english.alarabiya.net, Rabu, 16 Januari 2019.
Baca: Penutupan Pemerintahan Berlanjut, Penduduk Asli Amerika Terlantar
Solomon membuka bisnis yang dinamai Ryannimals, sebuah UKM yang memberikan jasa membawa anjing jalan-jalan berlokasi di ibu kota Washington D.C. Dia menceritakan biasanya membawa sekitar 23 ekor anjing peliharaan dalam sehari untuk diajak berjalan-jalan, bahkan kadang dua kali dalam sehari saat pemilik anjing-anjing itu sedang bekerja.
Akan tetapi, sejak terjadinya shutdown, para pegawai negeri atau PNS di Amerika Serikat dan para kontraktor yang biasa menjadi pelanggan Solomon, tidak lagi menggunakan jasanya. Saat ini, dia hanya membawa sekitar 11 ekor anjing peliharaan jalan-jalan per hari.
Baca: 800 Ribu PNS AS Terancam Tanpa Gaji Karena Government Shutdown
Solomon hanya sektor usaha kecil yang sekarang terdampak shutdown. Pemasukan Ryannimals sekarang berkurang karena banyak pelanggan mereka 'dirumahkan' sementara oleh pemerintah Amerika Serikat.
Pada Rabu, 16 Januari 2019, shutdown yang dilakukan pemerintahan Presiden Amerika Serikat Donald Trump, telah memasuki hari ke-25 atau memecahkan rekor presiden sebelumnya yang melakukan shutdown. Penutupan sementara pemerintahan telah menciderai sekitar 800 ribu PNS yang gajinya ditahan hingga pemerintahan dibuka kembali. Trump berkeras melakukan shutdown hingga permintaannya agar parlemen Amerika Serikat mengucurkan dana pembangunan tembok perbatasan Amerika - Meksiko, dikabulkan.