TEMPO.CO, Jakarta - Tim penasihat keamanan Donald Trump di Gedung Putih Amerika Serikat pernah meminta Pentagon untuk menyerang Iran setelah militan dukungan Iran menembakkan mortir ke kedutaan besar AS di Baghdad, Irak.
Narasumber mengatakan kepada Wall Street Journal bahwa Pentagon menolak opsi permintaan yang diusulkan oleh Dewan Keamanan AS John Bolton, dikutip dari Reuters, 14 Januari 2019.
Baca: Netanyahu Akui Serangan Rudal ke Suriah, Menyasar Hizbullah
Menurut narasumber pejabat dan mantan pejabat AS, permintaan tersebut menimbulkan kekhawatiran di antara pejabat Pentagon dan Departemen Luar Negeri AS.
Tidak diketahui apakah permintaan tersebut diketahui oleh donald Trump atau apakah rencana serius untuk serangan AS terhadap Iran mulai disusun pada saat itu.
Tentara Garda Revolusi Iran.[Sputniknews]
Pada September lalu, tiga mortir ditembakkan ke kompleks diplomatik di Baghdad. Proyektil mendarat di area terbuka namun tidak ada yang terluka. Dua hari kemudian militan yang tidak diidentifikasi menembakan tiga roket ke konsulat AS di selatan kota Basra, namun tidak menyebabkan kerusakan parah atau korban luka.
Departemen Luar Negeri tidak menanggapi laporan Wall Street Journal, sementara Pentagon mengatakan menyarankan beberapa opsi untuk tanggapan sejumlah ancaman.
Baca: Iran Tangkap Seorang Veteran Angkatan Laut Amerika
Juru bicara Dewan Penasihat Keamanan AS Garrett Marquis mengatakan Dewan Penasihat Keamanan mempunyai opsi serupa dan akan mempertimbangkan pilihan setelah serangkaian serangan.
Permintaan John Bolton mencerminkan bagaimanan pendekatan pemerintaha Trump terhadap Iran, termasuk menggunakan sanksi dan pilihan opsi militer terhadap Teheran.