TEMPO.CO, Jakarta - Presiden AS Donald Trump dituding merahasiakan percakapan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Trump diduga menyuruh penerjemah dan ahli bahasa untuk tidak membahas obrolannya dengan Putin, kepada pejabat pemerintahan lain.
Berdasarkan laporan Washington Post, yang dikutip 14 Januari 2019, Trump melakukan ini selama pertemuan dengan Putin di Hamburg pada 2017, yang juga dihadiri oleh Menteri Luar Negeri Rex Tillerson.
Baca: Sebelum Jadi Presiden, FBI Curiga Trump Bersekongkol dengan Rusia
Ini diketahui pejabat AS ketika penasihat Gedung Putih dan pejabat senior Departemen Luar Negeri mencari informasi dari penerjemah di luar notulensi yang dibagikan oleh Tillerson.
Tindakan Trump menyembunyikan obrolannya dengan Putin kepada publik, bahkan pejabat tingginya sendiri memunculkan tanda tanya apa yang dibicarakan Trump bersama rival utama AS.
Alhasil, tidak ada catatan atau bukti lain, bahkan tidak ditemukan berkas rahasia yang berisi apa yang dibicarakan Trump bersama Putin di lima lokasi lebih selama dua tahun terakhir.
Tidak diketahui apakah Trump telah membuat catatan dari penerjemah pada kesempatan lain, tetapi beberapa pejabat mengatakan mereka tidak pernah mendapatkan notulensi dari pertemuan selama dua jam Trump dan Putin di Helsinki. Tidak seperti di Hamburg, di Helsinki Trump tidak mengizinkan pejabat kabinet atau penasihat berada di ruangan selama percakapan.
Baca: Disebut Tahu Pertemuan dengan Orang Rusia, Trump Bilang Ini
Trump juga melakukan percakapan pribadi lainnya dengan Putin pada pertemuan para pemimpin dunia tanpa para penasihat. Dia berbicara panjang lebar dengan Putin di sebuah jamuan makan di konferensi global 2017 yang sama di Hamburg, di mana hanya penerjemah Putin yang hadir. Trump juga melakukan percakapan singkat dengan Putin di KTT G20 di Buenos Aires bulan lalu.
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump (kiri), dan Presiden Rusia, Vladimir Putin (kanan), berbincang di istana kepresidenan Finlandia untuk memulai pertemuan empat mata dalam KTT AS -- Rusia pertama, Senin, 16 Juli 2018.
Trump biasanya mengizinkan para penasihatnya mendengarkan percakapan telepon dengan Putin, meskipun Rusia sering kali pertama-tama yang menelepon dan mengeluarkan pernyataan yang menguntungkan bagi Kremlin.
Melalui email, Tillerson mengatakan bahwa ia hadir untuk keseluruhan pertemuan bilateral resmi kedua presiden di Hamburg, tetapi ia menolak untuk membahas pertemuan itu dan tidak menanggapi pertanyaan tentang apakah Trump telah memerintahkan juru bahasa untuk tetap diam atau telah mengambil catatan penerjemah.
Baca: Trump Mengecam Investigasi FBI Terhadap Dirinya
Dalam sebuah konferensi pers sesudahnya, Tillerson mengatakan bahwa pertemuan Trump-Putin berlangsung lebih dari dua jam, membahas perang di Suriah dan isu lainnya, dan bahwa Trump telah menekan Presiden Putin pada lebih dari satu kesempatan mengenai keterlibatan Rusia dalam campur tangan pemilu.
Upaya Trump menyembunyikan obrolan dengan Putin bukan hanya dipandang sebagai hal tak lazim bagi sejarah kepresidenan AS, namun juga menambah kecurigaan di tengah tuduhan campur tangan Rusia dalam pilpres AS 2016.
Penasihat FBI Robert S. Mueller III telah membuka investigasi beberapa hari setelah pelantikan Trump untuk menyelidiki apakah ada keterlibatan Rusia dalam pilpres AS.
Dalam wawancara dengan Fox News, Trump mengatakan dia berbicara dengan Putin tentang Israel, di antara mata isu lain.
Baca: Politikus Republik Cecar Kepala Investigator FBI Soal Anti-Trump
"Siapa pun bisa mendengarkan pertemuan itu. Pertemuan itu terbuka untuk didengar," kata Trump dikutip dari Fox News, namun ia tidak mengatakan keterangan spesifik.
Seorang juru bicara Gedung Putih membantah ada rahasia dalam obrolan Donald Trump dengan Vladimir Putin, dan mengatakan bahwa pemerintahan Trump telah berusaha untuk meningkatkan hubungan dengan Rusia setelah pemerintahan Obama.