TEMPO.CO, Washington - Bekas pengacara pribadi Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yaitu Michael Cohen, bakal menyampaikan testimoni di depan Komite Pengawasan dan Reformasi Pemerintah DPR AS pada Februari 2019.
Baca:
Cohen, 52 tahun, melakukan ini sebulan sebelum mulai menjalani masa penjara tiga tahun karena berbagai kejahatan termasuk karena berbohong ke Kongres terkait bisnis Trump di Rusia pada kesaksian 2018.
“Ini memberikan kesempatan kepada saya untuk menceritakan secara penuh dan kredibel peristiwa yang telah terjadi,” begitu kata Cohen dilansir media CNBC pada Kamis, 10 Januari 2019.
Baca:
Cohen, yang pernah menjadi pengacara pribadi Trump selama sekitar sepuluh tahun ini, bakal bersaksi pada 7 Februari 2019.
Saat ditanya soal ini ketika berada di Texas, Trump menyahut,”Saya sama sekali tidak khawatir soal itu.” Trump datang ke daerah perbatasan McAllen, Texas, yang berada tepat di sebelah Meksiko. Kunjungan ini untuk mendongkrak popularitas rencananya membangun tembok pembatas di perbatasan Meksiko, yang ditolak Partai Demokrat di DPR AS.
Baca:
Testimoni Cohen di Kongres bulan depan itu terjadi dua setengah bulan setelah dia mengaku bersalah di pengadilan Manhattan New York karena telah berbohong kepada Kongres mengenai proyek pembangunan menara di Moskow, Rusia.
Ketua Komite Intelijen DPR AS, Adam Schiff, mengatakan Cohen akan ditanyakan soal investigasi Rusia, yang saat ini masih terus berlangsung. “Kami akan menjadwalkan sesi tertutup dalam rapat komite kami dalam waktu dekat,” kata dia.
Baca:
Seperti dilansir Reuters, Cohen akhirnya mengaku bersalah telah membayar sejumlah uang kepada dua perempuan yang mengaku telah berhubungan intim dengan Trump.
Kedua perempuan itu adalah Stormy Daniels, dan Karen McDougal. Pengadilan di Manhattan New York menyatakan tindakan itu bersalah karena melanggar ketentuan mengenai penggunaan dana kampanye pilpres AS.
Cohen awalnya dikenal sebagai orang dekat Trump dan seorang loyalis. Dia bahkan pernah mengatakan bersedia tertembak untuk melindungi Trump. Sikapnya mulai berubah setelah penyelidik FBI menggerebek kamar hotel dan kantornya pada April 2018.
Saat itu, FBI menemukan sejumlah dokumen terkait transaksi finansial dan rekaman percakapan yang dibuat Cohen secara diam-diam saat sedang melayani konsultasi hukum dengan Trump. Rekaman ini menjadi alat bukti dan dipublikasikan di media massa sehingga memberatkan Trump.