TEMPO.CO, Johor Bahru – Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad, bertemu dengan Sultan Johor yaitu Sultan Ibrahim Sultan Iskandar untuk bertukar pandangan mengenai sejumlah agenda nasional.
Baca:
Mereka mengaku telah berbicara dengan terbuka kepada satu sama lain tanpa ada yang ditutupi dalam pertemuan pertama setelah 20 tahun. Terakhir kali bertemu, Mahathir mengatakan itu terjadi saat dia mundur sebagai PM keempat pada 2003.
“Saya dapat berbicara dengan Yang Mulia. Kami setuju untuk saling terbuka. Yang Mulia menyampaikan pandangannya dan saya menyampaikan pandangan saya,” kata Mahathir kepada media seusai pertemuan yang berlangsung di Istana Bukit Serene di Johor Bahru, pada Kamis, 10 Januari 2019 seperti dilansir Channel News Asia.
Baca:
Mahathir mengatakan sejumlah isu dibahas keduanya namun tidak bisa diungkap ke publik. Saat ditanya apakah mereka membahas soal suksesi raja Malaysia, Mahathir menjawab itu merupakan urusan para sultan di Malaysia dan tidak terkait dengan dirinya.
Baca:
Konferensi Penguasa Malaysia bakal menggelar pertemuan pada 24 Januari 2019 untuk memilih raja baru. Straits Times melansir ini dilakukan setelah Raja Malaysia, Sultan Muhammad V, dari Kerajaan Kelantan, mengundurkan diri pada Ahad, 6 Januari 2019. Dia merupakan raja Malaysia ke - 15.
DYMM Tuanku Sultan Johor berkenan menghantar Perdana Menteri ke Lapangan Terbang Senai dengan memandu sendiri kereta Proton Saga yang pernah dihadiahkan oleh Tun Dr Mahathir kepada Almarhum Sultan Iskandar pada tahun 1985 dahulu. Pertemuan 90 minit petang tadi berakhir jam 5.25pm pic.twitter.com/bK8KJyXyJn
— Dr Mahathir Mohamad (@chedetofficial) January 10, 2019
Pihak kerajaan belum memberikan penjelasan mengapa sultan mengundurkan diri ketika masa jabatannya sebagai raja baru berjalan dua tahun dari total 5 tahun.
Baca:
Seusai pertemuan, Sultan Johor mengantarkan Mahathir secara pribadi ke Bandara Internasional Senai dengan menyopiri mobil biru klasik Proton Saga.
Mobil ini merupakan hadiah dari pemerintahan federal yagn dipimpin Mahathir Mohammad pada 1985 kepada ayah dari Sultan Ibrahim yaitu Sultan Iskandar, yang saat itu menjabat sebagai Raja Malaysia.