TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Duta Besar Korea Utara meminta pemerintah Italia, Korea Selatan dan Amerika Serikat untuk memfasilitasi upaya Jo Song Gil, Dubes Korut di Italia yang membelot, agar membantunya meninggalkan Korea Utara.
"Saya meminta pemerintah Italia megikuti hukum internasional dan semangat kemanusiaan untuk menjamin setiap kondisi terpenuhi sehingga Jo Song Gil dan keluarganya yang sedang mencari suaka dapat pergi ke negara yang mereka inginkan," ucap Thae Yong Ho, Mantan Duta Besar Korea Utara untuk Inggris yang membelot ke Korea Selatan, pada konferensi pers di Korea Selatan hari Rabu, dikutip dari ABC News, 10 Januari 2019.
Baca: Duta Besar Korea Utara di Italia Membelot
Thae juga menyampaikan pesan pada Jo Song Gil, Duta Besar Korea Utara untuk Italia yang belum diketahui keberadaannya setelah mencari suaka November lalu.
Thae Yong Ho. euroweeklynews.com
"Aku memberitahu ini sebagai teman. Song Gil, jangan khawatir. Jika kamu merasa tidak aman, kami akan sangat berusaha mendesak kedutaan Italia dan pihak berwenang di sana. Dengan ini setidaknya kami dapat membantu kamu mendapatkan ketenangan pikiran. Kami menghargai pilihan (negara pilihan untuk mencari suaka) kamu, tetapi kamu memiliki negara asal, Republik Korea," kata Thae, kolega dari Jo, dalam pidatonya.
Baca: Duta Besar Korea Utara Menghilang Setelah Ajukan Suaka Politik
Jo, 44 tahun, dan keluarganya dikabarkan di bawah perlindungan Badan Intelijen Italia menurut sumber diplomatik yang tidak disebutkan namanya seperti diwartakan pada surat kabar La Repubblica Jumat lalu.
Namun, menurut Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Italia pada ABC News, mereka tidak menerima permintaan suaka dari Jo minggu lalu.
Baca: Dubes Korut yang Membelot Diyakini Tahu Rahasia Rezim Kim Jong Un
Jo merupakan anak dari mantan duta besar senior di Pyongyang. Kehidupannya dapat dibilang istimewa sebagai anggota elit kaya dan bergengsi dikutip dari The Telegraph. Ia mulai menjabat sebagai Duta Besar Korea Utara di Italia pada Oktober 2017 dan mengakhiri masa jabatannya pada November 2018.
NAURA NADY | ABC NEWS | THE TELEGRAPH