TEMPO.CO, New Delhi – Pemerintah Iran akan melanjutkan program eksplorasi luar angkasa meskipun pemerintah Amerika Serikat memberi peringatan larangan.
Baca:
Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif, mengatakan tidak ada larangan internasional mengenai program ini.
“Iran tidak akan meminta izin siapapun untuk mengembangkan industri luar angkasa untuk tujuan damai dan akan melanjutkan rencana-rencananya secara teguh,” kata Zarif seperti dilansir PressTv pada Rabu, 9 Januari 2019. Zarif sedang berada di New Delhi, India, untuk membahas sejumlah agenda bilateral termasuk jual – beli minyak dengan India.
Kepada Reuters, Zarif juga mengatakan meninggalkan perjanjian nuklir dengan enam negara besar pada 2015 merupakan salah satu opsi tapi itu bukan opsi satu-satunya di meja perundingan.
Baca:
Zarif mengatakan ini menanggapi pernyataan dari pejabat AS bahwa peluncuran roket untuk eksplorasi luar angkasa merupakan pelanggaran terhadap resolusi Dewan Keamanan PBB. Ini karena peluncuran itu menggunakan teknologi rudal balistik.
Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo, mengatakan pada pekan lalu Iran agar meninggalkan rencananya meluncurkan satelit. Ini karena rudal balistik yang diluncurkan bisa mencapai daratan AS.
Baca:
Zarif mengatakan pemerintah Iran telah membuat persiapan peluncuran dua satelit yaitu Payam (Pesan) dan Doosti (Persahabatan).
Sebelum ini, Iran telah meluncurkan sejumlah satelit buatan dalam negeri yaitu satelit Omid (Harapan) pada 2009, dan bio-capsule berisi makhluk hidup pada Februari 2010 menggunakan Kavoshgar (Eksplorasi)-3 carrier.
Baca:
Pada Februari 2015, Iran telah meluncurkan satelit Fajr (Subuh) ke orbit. Satelit ini bisa mengambil gambar dan mentransmisikan gambar kualitas tinggi dan akurat ke Bumi.