TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintahan Nicolas Maduro menahan dan menyiksa puluhan tentara Venezuela yang dituduh membelot. Laporan dua kelompok HAM ini juga mengatakan anggota keluarga mereka juga ditargetkan.
Laporan ini diterbitkan oleh Human Rights Watch di New York dan Forum Pidana Venezuela, yang menyebut otoritas keamanan juga menyiksa warga sipil, dan membuat negara-negara tetangga mendesak Pengadilan Internasional untuk menyelidiki dugaan pelanggaran HAM di Venezuela, seperti dilaporkan Reuters, 9 Januari 2019.
Baca: Terlantar, Pengungsi Venezuela Terpaksa Melacur dan Jual Rambut
Laporan HAM salah satunya membeberkan beberapa kasus pada 2018, di mana pemerintah Maduro khawatir angkatan bersenjata tidak setia ke pemerintah karena krisis ekonomi berlarut, eksodus penduduk besar-besaran, hingga negara-negara tetangga tidak mengakui pelantikan Presiden Nicolas Maduro pada Kamis kemarin.
Anggota tentara Venezuela merayakan peringatan ke 188 tahun perang di Carabobo, Valencia, Venzuela, antara pejuang kemerdekaan yang dipimpin Simon Bolivar dengan tentara Spanyol (25/6). Foto: AP/Fernando Llano
Kelompok HAM menemukan 32 kasus yang menuduh para pembelot ditahan badan intelijen Venezuela, Sebin, dan badan intelijen militer DGCIM, di mana para tahanan dipukuli, dicekik, dan disetrum untuk mendapat informasi tudingan kudeta.
Jika otoritas keamanan tidak menemukan tertuduh, biasanya mereka mengejar dan menangkap keluarga bersangkutan.
Baca: Nicolas Maduro Tuding Amerika Bakal Invasi Venezuela
Pada satu kasus, sehari sebelum pengumuman kemenangan Maduro dalam pemilu pada 20 Mei 2018, militer menahan Jose Marulanda, seorang sersan tentara yang dituduh berkonspirasi melawan pemerintah.
Marulanda mengaku dipukuli sampai parah di markas DGCIM yang menyebabkan ia kehilangan pendengaran telinga kanan, kata kelompok HAM.
Hingga kini pemerintah Maduro belum menanggapi laporan kelompok HAM.
Baca: Venezuela Tuduh Diplomat Negara Tetangga Mau Bunuh Nicolas Maduro
Kedua kelompok hak asasi tersebut sebelumnya menuduh Venezuela menyiksa oposisi pemerintah selama protes pada tahun 2017, di mana lebih dari 120 orang tewas.
Selama pemerintahan Nicolas Maduro, lebih dari 170 tentara Venezuela ditahan karena pengkhianatan, pemberontakan dan desersi pada awal 2018 dibanding total 196 sepanjang tahun 2017.