TEMPO.CO, Amman – Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Mike Pompeo, memulai kunjungan di Timur Tengah untuk menggalang upaya regional menekan Iran dan menenangkan sekutu yang merasa takut soal penarikan pasukan AS dari Suriah.
Baca:
Pompeo mengatakan AS menggandakan upaya diplomasi dan komersil untuk menangkal pengaruh berbahaya Teheran di kawasan ini. Dia juga meyakinkan penarikan pasukan AS dari Suriah tidak akan melemahkan pertempuran melawan kelompok teroris ISIS.
“Ancaman paling signifikan terhadap wilayah ini adalah Daesh dan Revolusi Islam,” kata Pompeo mengacu kepada ISIS dan Iran saat menggelar jumpa pers di Amman pada Selasa, 8 Januari 2019 seperti dilansir Aljazeera. Dia didampingi Menteri Luar Negeri Yordania, Ayman Safadi.
Baca:
Fokus utama tur delapan negara di kawasan Timur Tengah ini adalah membangun koalisi melawan Iran, yang disebut Washington mensponsori terorisme dan merupakan musuh utama dari dua sekutu AS yaitu Arab Saudi dan Israel. Pompeo bakal mengunjungi Mesir, Bahrain, Qatar, Arab Saudi, Oman dan Kuwait.
Just landed in Jordan, my first stop on an 8-day Mideast tour. Looking forward to discussing the U.S. withdrawal from #Syria and our continuing #defeatISIS campaign. Our tactics have changed, not the mission! pic.twitter.com/xNh9a6ml2x
— Secretary Pompeo (@SecPompeo) January 8, 2019
Baca:
Secara terpisah, Menlu Iran, Javad Zarif, menuding balik upaya AS itu sebagai bentuk obsesi murni terhadap Iran. Lewat cuitan di Twitter, dia menyebutnya sebagai tindakan orang kurang waras yang mengikuti orang lain.
While ordinarily it might be flattering, @SecPompeo’s and @AmbJohnBolton’s pure obsession with Iran is more and more like the behavior of persistently failing psychotic stalkers.
— Javad Zarif (@JZarif) January 8, 2019
In effect, US is substituting a real foreign policy with Iran- obsession and -phobia.
Keputusan Presiden AS, Donald Trump, untuk menarik pasukan dari Suriah pada Desember 2018 membuat sejumlah sekutu dari Eropa, Kurdi, dan negara Arab merasa khawatir. Mereka menilai penarikan pasukan itu justru bisa membuat kelompok ISI kembali muncul di wilayah Suriah.
Baca:
Trump beralasan penarikan pasukan diperlukan karena telah menang melawan ISIS. Dia juga menilai Amerika telah berperang terlalu lama dan menghabiskan banyak uang. Dia meminta negara di wilayah Timur Tengah seperti Turki untuk menangani ISIS pasca mundurnya pasukan AS.