TEMPO.CO, Jakarta - Singapura mulai bersolek menyambut tahun baru Cina atau imlek. Berdasarkan penanggalan Cina, 2019 adalah shio babi.
Walhasil, ornamen babi terlihat hampir di penjuru Singapura. Babi adalah jenis hewan menyusui yang sering kali digambarkan sebagai hewan berkulit merah jambu, gemuk dan menggemaskan. ‘Demam’ Babi bukan hanya melanda Singapura yang berpenduduk mayoritas Cina, tetapi juga beberapa negara di dunia yang merayakan tahun baru Cina.
Baca: Tahun Baru Cina, Beijing Perketat Aturan bagi Pembuat Onar
Akan tetapi, tak semua masyarakat Singapura terpesona dengan dua lentera berbentuk babi yang bertengger di persimpangan kawasan Chinatown. Lentera babi raksasa itu dikritik dan menjadi baha olok-olok masyarakat Singapura karena mata babi yang terlihat kabur dan kulit yang penuh lipatan lemak.
Lentera-lentera babi itu sangat tak realistis. Surat kabar Shin Min Daily menyebut, masyarakat sekitar telah menyebutnya babi kotor. Ada pula yang menyebut lenteran dua babi raksasa di Chinatown dengan sebutan babi lapar.
SCREAMING
Have you EVEN seen the new decorations they have put up for the Year of the Pig at Chinatown?????Who is the designer? Who is the consultant? I would like to have a word. pic.twitter.com/L7FoWcEr9w
— Palace Maid (Latrine in-charge) (@ToxicConsort) January 5, 2019
Baca: Legenda Merah pada Perayaan Imlek, Ini Kisahnya
Olok-olok lentera babi ini menyebar hingga ke media sosial. Di Twitter, banyak users mengutarakan sentiment mereka terhadap lentera babi di persimpangan Chinatown Singapura.
“Siapa sih perancangnya? Siaapa konsultannya? Saya ingin sekali ngomong,” tulis seorang pengguna Twitter, seperti dikutip dari asiaone.com, Selasa, 8 Januari 2019.
Ada pula pengguna Twitter yang mengatakan lentera babi itu terlihat lebih baik kalau lampunya dimatikan.
Meski tahun baru Cina jatuh pada 5 Februari 2019, namun perayaan tahun baru mulai dilakukan masyarakat Singapura pada 20 Januari 2019. Pertunjukan menyambut tahun baru Cina di Singapura akan diselenggarakan sampai 17 Februari 2019.