Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Konflik Arakan Army Versus Militer Myanmar, 4.500 Warga Mengungsi

Reporter

Editor

Budi Riza

image-gnews
Ribuan warga mengungsi ke berbagai wilayah di negara bagian Rakhine pasca konflik bersenjata antara pasukan Arakan Army dan militer Myanmar, yang kembali berlangsung sejak Desember 2018. EPA via Myanmar Times
Ribuan warga mengungsi ke berbagai wilayah di negara bagian Rakhine pasca konflik bersenjata antara pasukan Arakan Army dan militer Myanmar, yang kembali berlangsung sejak Desember 2018. EPA via Myanmar Times
Iklan

TEMPO.CO, Rakhine – Ketegangan meningkat di sejumlah wilayah di negara bagian Rakhine, Myanmar, pasca serangan berantai yang dilakukan kelompok Arakan Army terhadap sejumlah pos aparat keamanan pada Jumat, 4 Januari 2019.

Baca: 

Pemerintahan Aung San Suu Kyi Minta Militer Serang Arakan Army

Tuntut Merdeka, Pemberontak Arakan Army Bunuh 13 Polisi Myanmar

 

Pasca serangan yang menewaskan 13 orang polisi itu, militer Myanmar melakukan razia mencari pasukan Arakan Army di Kota Buthidaung, Rakhine.

Operasi militer, yang berlangsung sejak Desember 2018, ini telah memicu ribuan warga Rakhine, yang mayoritas beragama Budha, melarikan diri dari desa tempat tinggalnya untuk menghindari bentrokan senjata. Perserikatan Bangsa-Bangsa atau PBB melansir ada sekitar 4.500 warga yang mengungsi akibat operasi militer ini.

Baca:

Salah satu pengungsi, U Bee Si Hta, yang menjadi pengungsi bersama ratusan orang lainnya di kamp penampungan sementara A Htet Myat Hle di daerah Ponnagyun, mengatakan ada belasan orang pengungsi lainnya tiba pasca serangan pada Jumat pekan lalu itu.

“Orang-orang melarikan diri bukan hanya karena karena takut terkena bentrokan senjata tapi juga karena kehabisan bahan makanan,” kata U Bee seperti dilansir Myanmar Times pada Senin, 7 Januari 2019.

Seorang ibu tiga anak, Ma Khin Aye Thein, mengatakan dia melarikan diri dari desanya sebelum serangan pada Hari Kemerdekaan Myanmar kemarin. Ini karena suara letusan senjata semakin mendekati desanya dan suplai bahan makanan terputus.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Baca:

“Kami tidak bisa bekerja dan kami tidak punya akses ke makanan. Pilihan kami hanya evakuasi,” kata dia, yang mengeluhkan kurangnya toilet dan suhu udara di tempat penampungan yang bisa terasa sangat panas pada siang dan dingin pada malam.

Ribuan warga mengungsi ke berbagai wilayah di negara bagian Rakhine pasca konflik bersenjata antara pasukan Arakan Army dan militer Myanmar, yang kembali berlangsung sejak Desember 2018. Terlihat ratusan anak-anak berkumpul di Desa War Taung, Kota Kyauktaw, negara bagian Rakhine, Myanmar. EPA via Myanmar Times

“Saya ingin kembali ke desa saya secepatnya. Tapi saya tidak tahu kapan masalah ini akan berakhir,” kata Ma Khin, yang tinggal bersama sekitar 1300 orang lainnya di kamp pengungsi.

Baca:

Kondisi yang memprihatinkan ini diakui oleh panitia bantuan bagi pengungsi. “Kami butuh tambahan obat dan alat penjernih air,” kata U Tin Tun Aung, ketua komite bantuan bagi para pengungsi.

Menurut kementerian Dalam Negeri Myanmar, ada sekitar 100 pasukan Arakan Army menyerang pos polisi di Ngamyinbaw, dan seratus lainnya di daerah Kyaungtaung. Sekitar 50 orang milisi Arakan Army menyerbu pos polisi di Gokepi, dan 100 lainnya di Khahtihla.

Reuters melansir serangan dadakan pada saat Myanmar sedang merayakan Hari Kemerdekaan pada Jumat, 4 Januari 2019 itu membuat pasukan militer terkejut. Ini karena militer masih berjaga melawan milisi dari etnis minoritas Rohingya.

Menurut Myanmar Times, pemerintah menyatakan gencatan senjata sepihak untuk empat bulan di sejumlah wilayah Myanmar. Namun, ini tidak berlaku di Rakhine. Ada dugaan pemerintah tidak ingin pasukan Arakan Army bertambah kuat pengaruhnya di wilayah ini.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

1 hari lalu

Tentara berdiri di samping kendaraan militer ketika orang-orang berkumpul untuk memprotes kudeta militer, di Yangon, Myanmar, 15 Februari 2021. REUTERS/Stringer/File Photo
Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

Tentara Pembebasan Nasional Karen memutuskan menarik pasukannya dari perbatasan Thailand setelah serangan balasan dari junta Myanmar.


Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

1 hari lalu

Seorang personel militer berjaga, ketika 200 personel militer Myanmar mundur ke jembatan ke Thailand pada hari Kamis setelah serangan selama berhari-hari oleh perlawanan anti-junta, yang menyatakan mereka telah memenangkan kendali atas kota perbatasan Myawaddy yang penting, yang terbaru dalam sebuah serangkaian kemenangan pemberontak, dekat perbatasan Thailand-Myanmar di Mae Sot, provinsi Tak, Thailand, 11 April 2024. REUTERS/Soe Zeya Tun
Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

Wakil Ketua Junta Myanmar menghilang setelah serangan drone. Ia kemungkinan terluka.


Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

3 hari lalu

Pengungsi Rohingya menempati penampungan sementara di llanta pasar gedung Balee Meuseuraya Aceh (BMA), Banda Aceh, Senin, 18 Desember 2023. Polresta Banda Aceh menetapkan salah seorang imigran Rohingya Muhammad Amin (35) sebagai tersangka yang menyeludupkan 136 orang pengungsi Rohingya penghuni kamp penampungan Coxs Bazar Bangladesh ke Desa Lamreh, Kabupaten Aceh Besar yang saat ini menempati lantai dasar gedung BMA. ANTARA FOTO/Irwansyah Putra
Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

Ribuan warga etnis Rohingya yang mengungsi akibat konflik di Myanmar, berkumpul di perbatasan Myanmar-Bangladesh untuk mencari perlindungan


Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

4 hari lalu

Maung Zarni. Rohringya.org
Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

Maung Zarni, aktivis hak asasi manusia dan pakar genosida asal Myanmar, dinominasikan Hadiah Nobel Perdamaian 2024, oleh penerima Nobel tahun 1976


Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

5 hari lalu

Tentara Thailand berlindung di dekat Jembatan Persahabatan Thailand-Myanmar ke-2 selama pertempuran di sisi Myanmar antara Tentara Pembebasan Nasional Karen (KNLA) dan pasukan Myanmar, yang berlanjut di dekat perbatasan Thailand-Myanmar, di Mae Sot, Provinsi Tak, Thailand, April 20, 2024. REUTERS/Soe Zeya Tun
Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

Pertempuran berkobar di perbatasan timur Myanmar dengan Thailand memaksa sekitar 200 warga sipil melarikan diri.


Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

6 hari lalu

Militer Israel menunjukkan apa yang mereka katakan sebagai rudal balistik Iran yang mereka ambil dari Laut Mati setelah Iran meluncurkan drone dan rudal ke arah Israel, di pangkalan militer Julis, di Israel selatan 16 April 2024. REUTERS/Amir Cohen
Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

Top 3 dunia adalah Iran siap menghadapi serangan Israel, sejarah kudeta di Myanmar hingga Netanyahu mengancam.


Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

7 hari lalu

Seorang tentara dari Tentara Pembebasan Nasional Karen (KNLA) berpatroli dengan kendaraan, di samping area yang hancur akibat serangan udara Myanmar di Myawaddy, kota perbatasan Thailand-Myanmar di bawah kendali koalisi pasukan pemberontak yang dipimpin oleh Persatuan Nasional Karen, di Myanmar, 15 April 2024. REUTERS/Athit Perawongmetha
Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

Myanmar, yang dulunya dikenal sebagai Burma itu telah lama dianggap sebagai negara paria ketika berada di bawah kekuasaan junta militer yang menindas.


Profil Korban Jiwa Penusukan di Australia: Ibu Baru, Mahasiswi Cina hingga Pengungsi Ahmadiyah

10 hari lalu

Korban penusukan di Australia. Istimewa
Profil Korban Jiwa Penusukan di Australia: Ibu Baru, Mahasiswi Cina hingga Pengungsi Ahmadiyah

Warga Australia berduka atas kematian lima perempuan dan seorang pria penjaga keamanan pengungsi asal Pakistan.


Menlu Thailand Kunjungi Perbatasan dengan Myanmar, Pantau Evakuasi

12 hari lalu

Seorang personel militer berjaga, ketika 200 personel militer Myanmar mundur ke jembatan ke Thailand pada hari Kamis setelah serangan selama berhari-hari oleh perlawanan anti-junta, yang menyatakan mereka telah memenangkan kendali atas kota perbatasan Myawaddy yang penting, yang terbaru dalam sebuah serangkaian kemenangan pemberontak, dekat perbatasan Thailand-Myanmar di Mae Sot, provinsi Tak, Thailand, 11 April 2024. REUTERS/Soe Zeya Tun
Menlu Thailand Kunjungi Perbatasan dengan Myanmar, Pantau Evakuasi

Menlu Thailand Parnpree Bahiddha-Nukara tiba di perbatasan dengan Myanmar untuk meninjau penanganan orang-orang yang melarikan diri dari pertempuran.


Ribuan Warga Myanmar Mengungsi ke Thailand Usai Kota Ini Dikuasai Pemberontak

13 hari lalu

Seorang anggota pemberontak Pasukan Pertahanan Kebangsaan KNDF Karenni menyelamatkan warga sipil yang terjebak di tengah serangan udara, selama pertempuran untuk mengambil alih Loikaw di Negara Bagian Kayah, Myanmar 14 November 2023. REUTERS/Stringer
Ribuan Warga Myanmar Mengungsi ke Thailand Usai Kota Ini Dikuasai Pemberontak

Thailand membuka menyatakan bisa menampung maksimal 100.000 orang warga Myanmar yang mengungsi.