TEMPO.CO, London – Pemerintah Inggris mengatakan pemerintah Rusia agar berhati-hati untuk tidak menggunakan individu warga negara sebagai bidak diplomasi setelah otoritas hukum Rusia menuntut seorang warga negara Amerika Serikat, Paul Whelan, melakukan kegiatan espionase.
Baca:
Whelan merupakan seorang bekas anggota Marinir AS, yang juga memiliki paspor Inggris. Dia ditangkap otoritas keamanan dalam negeri Rusia atau FSB pada 28 Desember 2018. Keluarga Whelan mengatakan dia tidak bersalah dan berada di Moskow untuk menghadiri pesta pernikahan.
“Individu seharusnya tidak digunakan sebagai bidak untuk kepentingan diplomasi,” kata Jeremy Hunt, menteri Luar Negeri Inggris, seperti dilansir Reuters pada Jumat, 4 Januari 2019.
Hunt melanjutkan,”Kami sangat khawatir mengenai Paul Whelan. Kami telah menawarkan bantuan konsuler. AS memimpin soal isu ini karena dia merupakan warga negara AS dan Inggris.”
Baca:
Reuters melansir sumber resmi mengatakan mereka tidak tahu jika Whelan memiliki koneksi apapun dengan lembaga di AS dan Inggris.
Salah satu sumber mengatakan para ahli intelijen meyakini Whelan bakal lebih berhati-hati jika dia seorang mata-mata, bekerja dengan perlindungan resmi sebagai diplomat atau sebagai sipil alias non-official cover.
Sejak meninggalkan dinas di militer AS, Whelan telah bekerja sebagai eksekutif keamanan di sejumlah perusahaan AS. Dia juga telah mengunjungi Rusia dan memiliki jaringan perkenalan di sana.
Baca:
Menlu AS, Mike Pompeo, mengatakan Washington telah meminta penjelasan alasan penangkapan Whelan. AS juga baka meminta pembebasan segera jika penahanannya tidak proporsional.
Lembaga FSB telah mengajukan tuntutan kasus kriminal kepada Whelan namun tidak mengungkap detilnya. Di Rusia, seorang yang terkena kasus espionase bisa divonis 10 – 20 tahun penjara.
Penahanan Whelan membuat rumit hubungan tegang antara Moskow dan Washington. Sebelum ini, AS telah menahan seorang agen Rusia bernama Maria Butina dengan tuduhan melakukan espionase. Presiden AS, Donald Trump, dan Presiden Rusia, Vladimir Putin, telah berupaya menjalin hubungan kedua negara, yang belakangan ini menegang.
Baca:
Channel News Asia melansir bekas Kepala CIA di Moskow, David Hoffman, mengatakan,”Ada kemungkinan Rusia menahan Whelan untuk ditukar dengan Butina.” Butina mengaku bersalah di pengadilan Amerika Serikat karena mencoba menginfiltrasi kelompok konservatif AS untuk kepentingan Moskow.