TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad menyindir Putra Mahkota Johor, Pangeran Tunku Ismail Sultan Ibrahim, karena tidak mengerti konsep federasi.
Sindiran Mahathir muncul setelah putra mahkota akan terus menentang kebijakan pemerintahan Pakatan Harapan, dan bahkan jika harus menjadi musuh publik nomor satu, ungkap laporan Channel News Asia, 4 Januari 2019.
baca: Viral Pernikahan Raja Malaysia dengan Ratu Kecantikan Rusia
Pernyataan Pangeran Tunku Ismail Sultan Ibrahim ditanggapi oleh Mahathir dalam konferensi pers.
"Dia (pangeran) tidak mengerti federasi. Mungkin ini karena dia belum lahir saat itu jadi dia tidak tahu apa itu, tapi saya sudah (lahir)," kata Mahathir.
Pangeran Johor Tunku Ismail Sultan Ibrahim.[The Star]
"(Konsep) Federasi," lanjut Mahathir yang dikutip dari New Straits Times, "berarti bahwa konsep itu memiliki kekuasaan atas seluruh negara dan kami tidak dapat mengatakan ini dan itu tidak dapat dilakukan."
"Tidak disebutkan di Federasi bahwa pemerintah federal tidak dapat berkomentar ketika negara membuat pernyataan."
Putra mahkota memiliki rekam jejak bereaksi kuat terhadap kebijakan pemerintah federal, terutama melalui media sosial.
Misalnya, ia mendesak pemerintah federal untuk berinvestasi dalam perawatan kesehatan, termasuk menghidupkan kembali rumah sakit umum yang ditunda di Pasir Gudang, alih-alih menghabiskan uang untuk membangun "jembatan bengkok" antara Johor dan Singapura.
Baca: Mahathir Mohamad Akan Kurangi Silabus Agama di Sekolah Malaysia
Bulan lalu, ia mempersoalkan keputusan Putrajaya untuk mempertahankan Pulau Kukup sebagai taman nasional yang ditetapkan.
Ini terlepas dari keputusan sebelumnya oleh pemerintah negara bagian Johor untuk mengubah status pulau itu, hutan bakau terbesar kedua di dunia, menjadi tanah kesultanan.
Dalam sebuah unggahan Facebook Rabu malam, putra mahkota mengatakan dia benar-benar ingin pemerintah PH menjadi sukses.
Namun dalam konferensi pers, Mahathir Mohamad menekankan bahwa putra mahkota tidak memiliki posisi apapun di pemerintahan Malaysia.