TEMPO.CO, Jakarta - Australia dilanda bencana gelombang panas yang mendorong kenaikan suhu hingga menyentuh rekor tinggi. Gelombang panas ini telah melanda wilayah tenggara Australia yang dikenal padat penduduknya.
Dikutip dari aljazeera.com, Jumat, 4 Januari 2019, kota Marble Bar di wilayah barat laut Australia sudah diselimuti suhu panas lebih dulu. Gelombang panas pada Jumat, 4 Januari 2019 telah membuat naiknya temperatur di wilayah tenggara kota Melbourne hingga hampir mencapai 42 derajat celcius. Sedangkan area-area di utara kota Melbourne diperkirakan akan lebih panas suhunya dari biasa dan berangin.
Baca: Gelombang Panas di Jepang, 14 Orang Tewas
Pemerintah daerah Victoria telah melarang dilakukannya kegiatan membakar ban. Victoria adalah negara bagian kedua di Australia yang terkenal padat penduduk. Hampir sembilan tahun lalu, di wilayah ini sekitar 180 orang tewas dalam kebakaran hutan.
“Kondisinya adalah jika ada api, maka akan sulit memadamkannya,” kata Tom Delamotte, Biro Meteorologi Australia.
Baca: Tiga Negara di Asia Alami Gelombang Panas Ekstrim
Hobart ibu kota negara bagian Tasmania yang umumnya bersuhu dingin, pada Januari 2019 suhunya naik sampai 40 derajat celcius. Sejumlah gambar yang tersebar di media sosial memperlihatkan langit yang berwarna oranye gelap di kota Hobart menyusul terjadinya sebuah kebakaran hutan. Mereka yang kemping segera dievakuasi dari area yang terdampak. Pemadam Kebakaran Tasmanian belum mau berkomentar terkait hal ini.
Gelombang panas juga telah memaksa Dewan Kota mengirimkan tim penyelamat agar memperingatkan mereka yang sedang liburan menghindari kontak matahari langsung menyusul naiknya suhu pada Januari ini hingga 45 derajat.
“Semua orang tahu cuaca panas, tetapi kadang kita lupa pada hal-hal yang jelas,” kata Kim O'Keeffe, Walikota Melbourne.
Para ahli prakiraan cuaca memprediksi suhu akan turun, namun gelombang panas kemungkinan akan kembali lagi pada pertengahan Januari atau saat kota Melbourne mulai mempersiapkan turnamen tenis terbuka pada 14 Januari 2019.