TEMPO.CO, Jakarta - Seorang pemain catur berusia belia dari Lebanon, Mark Abou Deeb, menjadi perhatian pemberitaan di Timur Tengah saat menolak bermain melawan pemain catur asal Israel di sebuah turnamen catur di Spanyol.
Baca:
Sikap Deeb, yang berusia 8 tahun ini, membuatnya mendapat dukungan di Lebanon.
“Karena Israel adalah musuh,” kata Deeb dalam wawancara dengan stasiun televisi asal Lebanon yaitu Channel OTV seperti dilansir Times of Israel dan dikutip Sputnik News pada Jumat, 4 Januari 2019.
Pembawa acara stasiun televisi Channel OTV sempat menanyakan alasan Deeb menolak bermain melawan pecatur asal Israel. Pembawa acara lalu meminta bocah ini mengulangi jawabannya dengan lebih keras lalu menimpali “Bravo” kepada Deeb.
Baca:
Deeb mengikuti kompetisi catur pada November 2018 dalam kejuaraan World Cadet Chess Championships di Santiago de Compostela, Galicia, Spanyol. Ada dua pecatur belia asal Israel yang juga mengikuti ajang ini dan tidak pernah dipasangkan untuk bertanding melawan Deeb dalam turnamen itu.
Namun, Deed diberitakan mengatakan menjelang kompetisi itu bahwa dia tidak akan mau bertanding melawan pecatur dari Israel. Dia beralasan itu akan berarti dia mengakui normalisasi dengan negara Yahudi ini.
Sikap bocah ini lalu mendapat dukungan dari pemimpin Hizbullah, Hasan Nasrallah.
Baca:
“Kita memiliki sejumlah contoh yang menolak normalisasi,” kata Nasrallah pada November 2018. “Mark Abou Deeb, seorang anak Lebanon beragama Nasrani, mengikuti kompetisi catur internasional di Spanyol. Dia menunjukkan sikap tidak akan bertanding melawan pecatur Israel karena itu musuh. Ada harapan dengan generasi muda ini.”
Pecatur bocah asal Lebanon, Mark Abou Deeb, mengaku enggan bertanding melawan pecatur dari Israel dalam kejuaran catur anak-anak internasional di Spanyol. Sputnik News/Jewish Community Twitter
Dalam wawancara televisi Lebanon itu, Mark Abou Deeb sempat dimintai pendapatnya mengenai Nasrallah. Deeb menjawab,”Dia seorang pejuang perlawanan. Dia membebaskan Lebanon dari Israel.”
Media Times of Israel melansir saat Deeb ditanya akan mengatakan apa kepada Nasrallah, dia menjawab,”Terima kasih.”
Foto:
Israel dan Hizbullah sempat bertempur pada 2006 saat pasukan Israel menginvasi Lebanon. Ini terjadi setelah Hizbullah menculik 2 tentara Israel dalam serangan lintas batas. Dalam konflik yang berlangsung selama 34 hari ini, sekitar 1.300 orang tewas. Konflik berakhir lewat gencatan senjata yang disponsori PBB.
Hingga kini, hubungan Israel, Lebanon, dan Hizbullah terus memburuk dengan ketiga pihak berbicara soal kemungkinan perang terbuka terjadi lagi di masa depan.