TEMPO.CO, Brasil - Penasehat keamanan nasional Presiden Brasil, Jair Bolsonaro, yaitu Jenderal purnawirawan Augusto Heleno, mengatakan Presiden memang ingin memindahkan kedutaan besar di Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem.
Baca:
Saat ini, Bolsonaro sedang mempertimbangkan rencana ini sehingga belum membuat keputusan. Heleno meyakini pemindahan kedubes ini tidak akan merugikan ekspor daging bernilai komersial besar dengan negara-negara Arab.
“Jika itu dilakukan, itu akan dilakukan dengan hati-hati dan sambil menunjukkan kepada komunitas Arab bahwa itu bukanlah sebuah provokasi,” kata Heleno seperti dilansir Times of Israel pada Kamis, 3 Januari 2019 waktu setempat.
Baca:
Heleno mengatakan langkah pemindahan kedubes itu akan dilakukan secara alamiah. “Yang menyatakan Yerusalem adalah ibu kota adalah bangsa Israel sendiri. Kami hanya mengikuti keputusan mereka,” kata Heleno.
Dia juga menambahkan kedua negara bisa bekerja sama secara alamiah mengenai keamanan. Israel memiliki kemampuan mengagumkan yang dapat dibagi dengan Israel.
Baca:
Menurut Reuters, Heleno tidak menjelaskan dengan detil kapan pemindahan kedubes itu akan dilakukan. Namun, sektor pertanian negara itu yang nilainya cukup besar menolak rencana pemindahan kedubes dari Tel Aviv karena bisa membuat sejumlah negara Arab marah. Sejumlah negara Arab merupakan pembeli produk halal daging dari Brasil, yang bernilai miliaran dolar atau puluhan triliun, setiap tahunnya.
Baca:
Pada awal pekan ini, PM Israel, Benjamin Netanyahui, menjadi PM pertama negara itu yang mengunjungi Brasil untuk menghadiri pelantikan Bolsonaro. Setelah melakukan pertemuan tertutup, Netanyahu mengatakan Bolsonaro mengatakan kepadanya bahwa pemindahan kedubes ke Yerusalem merupakan masalah kapan dan bagaimana.