TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Amerika Serikat Donald Trump, menerima sepucuk surat dari Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un yang mengisyaratkan mengenai pertemuan kedua antara Trump dan Kim. Presiden Trump menyebut, pertemuan kedua itu kemungkinan akan dilakukan tak lama lagi.
“Kim dalam pidato tahun barunya memperlihatkan betapa dia ingin bersama Amerika Serikat, dia ingin denuklirisasi dan banyak hal baik yang terjadi. Mereka benar-benar ingin melakukan sesuatu. Bukankah ini artinya semua masalah ini akan diselesaikan? Siapa tahu. Saya sampaikan pada Anda bahwa kami telah membangun sebuah hubungan yang sangat baik dengan Korea Utara. Kami mungkin akan melakukan pertemuan kembali, kami akan mengatur waktu dan kami akan melakukannya dalam waktu dekat,” kata Trump, yang mengaku menyaksikan pidato akhir tahun Kim melalui televisi.
Presiden Donald Trump berjabat tangan dengan pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, saat pertemuan di Capella, Pulau Sentosa, Singapura, 12 Juni 2018. Pertemuan Trump dengan Kim Jong Un membawa harapan mereka mengakhiri tujuh dekade permusuhan dan ancaman konfrontasi nuklir. AP
Amerika Serikat masih menekan Korea Utara agar negara itu mau menghentikan program senjata nuklirnya. Sanksi ekonomi Amerika Serikat ke Pyongyang masih diberlakukan hingga negara itu menghentikan aktivitas nuklirnya.
Baca: Korea Utara Kembali Uji Coba Senjata Baru
“Jika bukan karena Amerika Serikat, Anda mungkin sedang menghadapi sebuah perang besar di Asia,” kata Trump, seperti dikutip dari reuters.com, Kamis, 3 Januari 2019
Trump sangat yakin saat ini tidak ada lagi peluncuran roket atau uji coba senjata nuklir yang dilakukan Korea Utara. Pyongyang telah menunda uji coba rudal nuklir sejak semester kedua 2017.
Baca: Kim Jong Un Undang Paus Fransiskus ke Korea Utara
Dalam pertemuan pertama dengan Presiden Trump pada Juni 2018, Kim bersumpah akan berupaya melakukan denuklirisasi di Semenanjung Korea. Namun faktanya, hanya sedikit kemajuan yang buat sejak pertemuan itu.
Kim dalam pidato tahun barunya mengatakan pihaknya siap melakukan pertemuan lagi dengan Presiden Trump, namun dia memperingatkan siap menempuh jalur baru jika sanksi-sanksi dan tekanan dari Amerika Serikat berlanjut.