TEMPO.CO, Jakarta - Pasukan koalisi Amerika Serikat dan Arab Saudi pendukung pemerintah dituduh mencuri makanan hasil sumbangan dari masyarakat internasional kepada para korban kelaparan parah akibat perang di Yaman.
Aksi pencurian makanan bantuan kemanusiaan untuk warga Yaman terjadi di wilayah yang dikuasai pemberontak Houthi.
Baca: 85 Ribu Balita Tewas Didera Kelaparan Parah di Yaman
Ribuan keluarga di Taiz tidak mendapatkan makanan yang disumbangkan untuk mereka karena direbut oleh pasukan bersenjata pendukung pemerintah, seperti dilannsir dari Arab News dan laporan Associated Press.
"Tentara yang seharusnya melindungi bantuan merampas bantuan tersebut" kata Al-Hakimi, relawan kemanusiaan di Tazi.
Bantuan makanan yang dicuri disalurkan ke unit tempur garis depan atau dijual di pasar gelap untuk mendapatkan untung.
Baca: Dilanda Kelaparan, Warga Yaman Terpaksa Makan Daun
Direktur Eksekutif World Food Programme, David Beasley mengecam pencurian dan pemblokiran sumbangan makanan kepada anak-anak sekarat di Yaman. Beasley mengatakan lembaganya sedang menyelidiki aksi pencurian dan pemblokiran sumbangan untuk korban perang Yaman.
"Pada saat anak-anak sekarat di Yaman karena mereka tidak memiliki cukup makanan untuk dimakan, itu adalah kekejaman. Perilaku kriminal ini harus dihentikan secepatnya," ujar Beasley.
Perang Yaman dan keruntuhan ekonomi yang terjadi telah mengakibatkan 15,9 juta orang atau 53 persen dari populasi Yaman menghadapi kerawanan pangan akut. Data ini berdasarkan survei Desember 2018 yang dilansir dari Reuters.
Baca: Kisah Pilu Bocah 7 Tahun Meninggal Kelaparan di Yaman
World Food Program memiliki 5000 lokasi distribusi makanan di seluruh Yaman dengan menargetkan 10 juta orang per bulan mendapatkan makanan tetapi hanya 20 persen saja yang menerima. Tahun 2018, PBB bersama Amerika, Arab Saudi, dan penyumbang lain telah menyumbang sebesar US$ 4 juta untuk makanan, tempat perlindungan, obat-obatan dan bentuk sumbangan lain ke Yaman.
LSM Save the Children memperkirakan 85 ribu anak di bawah umur 5 tahun meninggal karena kelaparan dan menderita penyakit setelah perang di Yaman pecah.
NAURA NADY | ARAB NEWS | UN NEWS | REUTERS