TEMPO.CO, Jakarta - Sedikitnya 10 peristiwa yang menjadi sorotan dan perhatian masyarakat internasional ditampilkan dalam kaleidoskop 2018. Peristiwa-peristiwa ini berasal dari empat kawasan, Asia, Timur Tengah, Amerika, dan Eropa.
1.Revolusi dan reformasi di Arab Saudi.
Setahun setelah resmi sebagai putra mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman atau dipanggil MBS, mulai menjalankan program Visi 2030 yang dinilai sejumlah pengamat sebagai reformasi dan revolusi. Misalnya dia memulihkan hak mengemudi untuk perempuan, menguatkan investasi asing, dan melepas ketergantungan negara pada minyak dengan mengembangkan bisnis pariwisata.
Pada 18 April, untuk pertama kalinya Arab Saudi membuka seluruh bioskop yang dioperasikan oleh AMC Entertainment Holdings stelah 35 tahun bioskop terlarang di negara itu.
Perempuan Arab Saudi pada 24 Juni 2018 resmi diperbolehkan mengemudi di jalan-jalan raya Saudi. Ini langkah revolusioner karena Arab Saudi satu-satunya negara terakhir yang melarang perempuan mengemudi. Reformasi MBS juga memberi perempuan berperan dalam bidang ekonomi. Namun ironis, reformasi dan revolusi tidak sejalan dengan kebebasan berbicara bagi perempuan. Tiga aktivis perempuan yang memperjuangkan hak perempuan untuk mengemudi ditahan atas tuduhan pengkhianatan.
Reformasi lain yakni privatisasi perusahaan negara dan yang besar yakni Aramco, perusahaan minyak negara. Namun penawaran perdana ke publik tertunda.
Perempuan Arab Saudi memegang ijazah mereka selama upacara kelulusan inspektur kecelakaan mobil perempuan gelombang pertama di Arab Saudi, beberapa hari sebelum penerapan pancabutan larangan mengemudi bagi perempuan di Riyadh, Arab Saudi, 21 Juni 2018.[REUTERS/Noemie Olive]
2. Perang Yaman.
Awal Desember 2018 menjadi momentum baru setelah tiga tahun kebuntuan Perang Yaman. Dari kastil Johannesberg di Rimbo, dekat Stockholm, Swedia, pihak berseteru pemberontak Houthi dan pemerintahan Hadi sepakat membuka kembali kota pelabuhan utama Yaman, Hodeidah, untuk bantuan kemanusiaan dan membuka bandara Sanna.
Dalam laporan Reuters, perundingan yang disponsori PBB juga memnyepakati gencatan senjata dan membebaskan ribuan tahanan dari masing-masing pihak. Ini kemajuan baru sebab tidak ada hasil berarti dalam perundingan September di Jenewa karena Houthi menolak hadir.
Perang Yaman telah berlangsung tiga tahun, namun gencatan senjata dipicu oleh skandal pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi. Arab Saudi terpaksa memasuki meja runding dengan Houthi setelah AS dan sekutunya mengakhiri dukungan ke Koalisi Arab. Pada 11 November AS menghentikan sokongan BBM untuk militer Saudi, kemudian puncaknya Senat AS mengeluarkan resolusi pada 13 Desember yang mengakhiri dukungan militer untuk perang Yaman.
Dalam foto 25 Agustus 2018 ini, seorang bayi yang menderita kekurangan gizi dimandikan dalam ember di Aslam, Hajah, Yaman. Perang saudara Yaman telah menghancurkan kemampuan negara yang sudah rapuh itu untuk memberi makan penduduknya. Sekitar 2,9 juta wanita dan anak-anak mengalami kekurangan gizi akut, dan 400.000 anak lain berjuang untuk hidup akibat dari kelaparan. (Foto AP / Hammadi Issa)