TEMPO.CO, New Delhi – Kondisi udara di ibu kota Delhi, India, sedikit meningkat sehari setelah Natal dari kategori parah menjadi sangat buruk.
Baca:
Ini diketahui dari pengukuran menggunakan System of Air Quality and Weather Forecasting Anda Research, yang dikelola pemerintah India.
“Indeks kualitas udara merupakan cara pengukuran tingkat polusi udara yang menggunakan kategori dari Bagus hingga Parah,” begitu dilansir India Today pada Rabu, 26 Desember 2018 waktu setempat.
Foto:
Memburuknya kualitas udara ini memaksa Otoritas Kontrol Polusi Lingkungan mengeluarkan larangan kepada industri dan kegiatan konstruksi di kawasan industri di Delhi hingga 26 Desember 2018.
“Pelarangan tidak berdampak di daerah Ghaziabad, Noida, dan Noida Besar karena para pekerja konstruksi tetap bekerja secara terbuka,” begitu dilansir India Today.
Seperti diberitakan sebelumnya, warga ibu kota Delhi, India, terpaksa merayakan Natal di dalam ruangan karena kondisi udara yang memburuk karena asap dan kabut selama empat hari terakhir.
Baca:
“Kami tetap berada di rumah karena polusi meskipun ada Natl dan hari libur,” kata Amit Azad, konsultan keuangan, seperti dilansir Reuters pada Selasa, 25 Desember 2018, menyusul terjadinya krisis asap dan kabut terparah di Delhi pada 2018.
Azad membeli penyaring udara atau air purifier pada pekan ini setelah terkena batuk-batuk akibat udara yang sarat asap dan kabut.
Pejabat India melansir polusi parah ini akan terus berlanjut selama tiga hari pasca Natal karena kondisi udara yang dingin dan cenderung stagnan. Seorang pejabat India menyalahkan polusi parah ini akibat asap knalpot kendaraan. Sedangkan petugas bandara di Delhi mengatakan sejumlah penerbangan domestik dan internasional tertunda selama dua jam karena jarak pandang yang buruk.
Baca:
Indeks kualitas udara Delhi, yang mengukur konsentrasi partikel beracun, tercatat pada level 420 pada hari Natal. Angka ini sedikit lebih baik dari level 449 – 450, yang merupakan level terburuk tahun ini. Level di atas 100 menunjukkan kualitas udara yang memburuk.
Delhi mencatatkan diri sebagai salah satu kota dengan kualitas udara terburuk, yang dipicu pertumbuhan kencang penjualan otomotif dan pembangkit listrik bertenaga batu-bara.
“Ada kurangnya kemauan politik pemerintah untuk mengurangi level polusi,” kata Sunil Dahiya, seorang aktivis Greenpeace di India. Dia meminta pemerintah mengeluarkan kebijakan kenaikan biaya parkir dan mengurangi pembangkit listrik bertenaga batu-bara. Meskipun polusi terjadi pada Natal, sebagian warga masih terlihat berkendaraan di jalan.