TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Singapura menyatakan belasungkawa atas tsunami Selat Sunda yang merenggut 200 lebih korban jiwa dan melukai ratusan lainnya.
Presiden Halmah Yacob dan Perdana Menteri Lee Hsien Loong menulis surat belasungkawa kepada Presiden Joko Widodo, dikutip dari Straits Times, 24 Desember 2018.
Baca: Tsunami Selat Sunda, Paus Fransiskus Minta Solidaritas Dunia
"Saya merasa berduka cita atas tsunami yang melanda Banten dan Lampung pada 22 Desember 2018. Saya sangat sedih mendengar kabar korban jiwa, luka dan kerusakan," tulis Halimah Yacob.
Sementara PM Lee juga menyampaikan pesan duka cita dan menawarkan bantuan untuk penanganan bencana kepada Presiden Jokowi.
Personil TNI, Basarnas dan Relawan melakukan pencarian korban di reruntuhan bangunan akibat bencana Tsunami di Desa Way Muli, Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan, Lampung, Ahad, 23 Desember 2018. ANTARA/Ardiansyah
Pemerintah Singapura juga menyatakan tidak ada laporan warganya terkena dampak tsunami. Namun pemerintah tetap berkomunikasi dengan kedutaannya di Jakarta dan Konsulat Jenderal Singapura di Medan untuk memantau perkembangan situasi.
Baca: Tsunami Selat Sunda, Malaysia dan Australia Tawarkan Bantuan
Pemerintah juga mengimbau warga Singapura untuk mengontak kerabat dan teman mereka di Indonesia untuk memastikan keadaan. Untuk Warga Singapura yang membutuhkan bantuan terkait tsunami atau konsuler bisa menghubungi kedutaan besar di Jakarta atau Konjen di Medan.
Baca: Tsunami Selat Sunda, Filipina Kirim Pesan Belasungkawa
Berdasarkan laporan yang diterima pada 23 Desember pukul 16.00 WIB, BNPB menyatakan tidak ada warga negara asing yang menjadi korban. Laporan mencatat 222 orang meninggal, 43 luka dan 28 hilang.
Jumlah ini diperkirakan masih akan bertambang mengingat evakuasi masih berlangsung. Adapun korban dan kerusakan tsunami Selat Sunda meliputi empat kabupaten yakni, Pandeglang, Serang, Lampung Selatan dan Tanggamus.