TEMPO.CO, Kabul – Pejabat Afganistan dan negara sekutu Amerika Serikat mengatakan penarikan pasukan AS bakal mempengaruhi kegiatan operasi di sana.
Baca:
“Tapi kami akan menunggu dan melihat unit militer mana yang bakal pulang duluan. Masih terlalu awal untuk mengatakan apapun saat ini,” kata seorang pejabat senior pemerintah Afganistan seperti dilansir Reuters pada Jumat, 21 Desember 2018.
Pejabat ini mengatakan akan melihat bagaimana keputusan AS in bakal mempengaruhi reaksi dari pasukan Taliban, yang berperang melawan pemerintah Kabul dukungan Barat.
Dia, yang meminta anonimitas, mengatakan ini setelah Presiden AS, Donald Trump, mengumumkan penarikan pasukan dari Afganistan sebanyak sekitar 5000 – 7000 pasukan. Saat ini AS menaruh 14 ribu pasukan di Afganistan.
Baca:
Trump mengumumkan ini pada hari yang sama dia mengumumkan penarikan pasukan dari Suriah. Keputusan itu sendiri dibuat pada Selasa pekan ini. Trump sempat mendeklarasikan kemenangan melawan kelompok ISIS lewat video singkat yang diunggah di akun Twitternya.
Secara terpisah, juru bicara Presiden Afganistan, Ashraf Ghani, yaitu Haroon Chakansuri, mengatakan penarikan pasukan itu tidak akan mempengaruhi kondisi keamanan secara umum.
US Marines Corps, merupakan salah satu marinir terbesar di dunia, yang sudah berdiri sejak 1787. US Marines memiliki motto Semper Fidelis, pasukan ini merupakan pasukan andalan Amerika yang dipastikan hadir dalam setiap pertempuran. Dilengkapi dengan perlengkapan yang sangat lengkap mulai dari kapal induk, tank, pesawat tempur dan helikopter. Menjadikan pasukan US Marines salah satu yang terbesar di dunia. US Marines ikut terjun dalam pertempuran perang dunia ke 2, hingga konflik Irak dan Afganistan. US Marines memiliki satuan elit yaitu US Marines Forces Recon. Getty Images
Ini karena peran dari pasukan AS selama ini adalah membantu dan memberi masukan kepada pasukan Afghan.
Selama ini, pasukan AS, yang menjadi bagian pasukan NATO dengan tema “Resolute Support” berperang melawan kelompok militan seperti ISIS dan al Qaeda.
Baca:
Dan saat ini, ada sekitar 8000 pasukan dari 38 negara yang membantu pelatihan dan dukungan untuk pasukan Afghan.
Sedangkan pasukan Taliban, yang sempat berkuasa di Afganistan, berupaya mengalahkan pasukan asing Barat, yang mendukung pemerintahan Kabul.
“Saat ini semangat pasukan Afgan sangat rendah dan mereka tidak memiliki peralatan memadai, kurang bayaran, dan koordinasi buruk. Kami melatihnya sebaik mungkin,” kata seorang diplomat Barat soal kondisi di sana.
Seorang diplomat Barat lainnya mengatakan pemerintah AS tidak mengkonsultasikan rencana penarikan pasukan ini dari Afganistan. Namun, kabar soal ini telah berhembus sejak beberapa waktu lalu.
Baca:
Sejumlah negara yang mengirim pasukan ke Afganistan juga mempertimbangkan untuk menarik pasukannya. “Jadi mereka mungkin bakal yang pertama menarik pasukan,” kata diplomat ini kepada Reuters.
Bekas komandan NATO dan pasukan AS di Afganistan, Jenderal John Allen, mengatakan penarikan pasukan dari Afganistan bakal menjadi masalah. “Ini akan menimbulkan kekacauan dalam strategi,” kata Allen seperti dilansir CNN.
Menurut CNN, Trump sejak lama mempertanyakan pengerahan pasukan Amerika ke Afganistan, yang telah mengorbankan nyawa pasukan dan uang. “Kapan kita akan berhenti menghabiskan uang membangun Afganistan? Kita harus membangun negara kita sendiri,” kata Trump pada 2011. Sejak pemilu 2016, Trump terus menerus mengungkapkan rasa frustrasinya soal keberadaan militer di Afganistan.