TEMPO.CO, Jakarta - Facebook dan Twitter menghapus sejumlah akun dan halaman di media sosial tersebut yang terkait dengan pemerintah Bangladesh. Langkah itu dilakukan beberapa hari menjelang pemilu di negara Asia Selatan itu.
Facebook adalah media sosial paling populer di Bangladesh dengan jumlah pengguna sekitar 30 juta user. Facebook mengkonfirmasi telah menghapus sekitar sembilan laman berita palsu terkait individu di pemerintah Bangladesh dan menghapus enam akun.
Baca: Rusuh di Bangladesh Berlanjut, Sejumlah Jurnalis Dipukuli
Sketsa logo media sosial Twitter yang pertama (kiri), dan yang terkenal saat ini. Sejumlah brand ternama mengalami evolusi dalam logo perusahaannya. Boredpanda.com
Juru bicara pemerintah Bangladesh, Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Informasi Bangladesh sampai Kamis, 21 Desember 2018 belum mau berkomentar terkait hal ini.
“Perilaku seperti ini tidak diperbolehkan di Facebook karena bisa salah mengartikan kebijakan kami. Kami tidak mau masyarakat atau organisasi menciptakan akun yang bisa mengaburkan siapa mereka,” kata Kepala Keamanan Siber Facebook, Nathaniel Gleicher.
Baca: Kritik Kekerasan Demonstrasi, Bangladesh Kecam Kedubes AS
Sementara itu, Twitter mengatakan telah mengidentifikasi dan membekukan 15 akun yang berhubungan dengan platform manipulasi. Akun-akun itu memiliki pengikut tak lebih dari 50 followers.
Facebook dan sejumlah perusahaan teknologi lainnya sedang berada di bawah tekanan untuk meningkatkan upaya menghapus konten menyesatkan atau illegal guna memastikan berita bohong tidak diunggah dan disebarluaskan. Kedati Facebook sudah meningkatkan kemampuan cek-fakta, namun media sosial itu masih menghadapi kritik karena dinilai masih lamban dalam menutup akun-akun penyebar kebohongan.