TEMPO.CO, Jakarta - Bandara terbesar kedua di Inggris, Gatwick Airport, ditutup sejak Rabu, 19 Desember 2018 pukul 9 pagi. Penutupan dilakukan setelah otoritas berwenang melihat adanya drone yang terbang di sekitar wilayah bandara yang disebut polisi sebagai tindakan disengaja.
Gatwick Airport adalah bandara terbesar kedua dan salah satu yang tersibuk di Inggris. Dampak dari penutupan bandara ini telah membuat jadwal penerbangan kacau. Para penumpang yang hendak terbang pada Kamis pagi atau Jumat, 21 Desember 2018, sudah diinformasikan agar tidak pergi ke bandara sebelum mencek status penerbangan mereka dengan maskapai yang digunakan.
Baca: Drone Raksasa Disulap Jadi Motor Terbang ala Super Hero
Sebuah drone terlihat sedang berputar-putar di bandara Gatwick, Inggris, sehingga membuat bandara ini ditutup sementara demi keamanan. Sumber: CNN.com
Dikutip dari edition.cnn.com, Jumat, 21 Desember 2018, aparat kepolisian masih memburu siapa yang mengendalikan drone itu di sekitar area bandara. Kementerian Pertahanan Inggris mengkonfirmasi sudah mengerahkan peralatan khusus ke lokasi guna membantu kepolisian disana mengungkap operator pesawat tanpa awak itu.
“Setiap kali kami hampir mendekati operator, drone menghilang. Ketika kami hendak membuka kembali bandara, drone itu muncul lagi,” kata Kepolisian Sussex, Justin Burtenshaw.
Baca: Ini 6 Fitur Menarik Drone DJI Mavic 2 Enterprise
Drone terakhir kalinya terlihat berputar-putar pada Kamis kemarin sekitar pukul 4.30 sore waktu setempat. Kepala Operator Bandara, Chris Woodfoofe, mengatakan pihaknya belum bisa mengkonfirmasi kapan pastinya bandara bisa dibuka kembali. Sedangkan Stewart Wingate, CEO bandara Gatwick Airport, berharap para penumpang mau maklum dengan kondisi ini karena pihaknya memprioritaskan keamanan.
“Saya ingin ulangi lagi, kami sungguh mohon maaf atas ketidak nyamanan ini yang diakibatkan oleh tindakan kriminal sehingga membuat para penumpang dan kami semua sangat kesal dan frustrasi,” kata Wingate.
Ahli Penerbangan, Jon Parker mengatakan gangguan yang diakibatkan oleh sebuah drone seperti terjadi di bandara Gatwick Airport belum pernah terjadi sebelumnya. Namun Kepolisian Sussex, Inggris mengatakan belum ada indikasi kejadian ini terkait dengan teror.
Sekitar 20 unit kepolisian sudah dikerahkan untuk mencari operator drone tersebut. Di Inggris, menerbangkan drone 1 kilometer saja melewati perbatasan Inggris, maka pelaku terancam hukuman lima tahun penjara.