TEMPO.CO, Jakarta - Murid-murid sekolah dasar di Inggris akan mulai diajarkan soal identitas gender melalui bimbingan pendidikan seks. Diantara pendidikan tersebut, yakni pemahaman anak laki-laki juga bisa memiliki periode biologis. Pendekatan seperti itu telah mendapat persetujuan dari Dewan Brighton demi mengatasi stigma seputar menstruasi.
“Anak laki-laki transgender dan anak laki-laki pada umumnya kemungkinan punya periode biologis. Menstruasi harusnya terbuka bagi semua gender sehingga tempat sampah untuk masa biologis itu harusnya tersedia di toilet anak laki-laki dan perempuan. Anak-anak transgender juga seharusnya mendapat dukungan tambahan dari sekolah jika diperlukan,” tulis The Sun dalam pemberitaannya.
Baca: Transgender pun Bisa Sukses Berkarir, Ini 4 Contohnya
Lebih dari satu per tiga murid-murid perempuan di Inggris pernah mengalami pelecehan seksual saat mengenakan seragam sekolah. Fakta itu terungkap lewat sebuah riset yang dilakukan oleh Plan International Inggris. Sumber: Aura/Getty Images/newsweek.com
Bimbingan pendidikan seks bagi murid sekolah dasar diterbitkan beberapa bulan setelah Dewan Kota Brighton dan Hove, Inggris, mengeluarkan sebuah panduan Trans Inclusion Schools untuk mendorong pembahasan sensitif seputar identitas gender. Dalam panduan itu, guru-guru diminta untuk lebih responsif pada seluruh anak-anak, termasuk dengan kebutuhan anak-anak transgender. Para guru juga diingatkan agar tidak menggunakan nama atau kata ganti yang mengandung pelecehan.
Baca: Universitas Negeri di Jepang Akan Terima Mahasiswi Transgender
Direkomendasikan pula penggunaan seragam non-gender agar bisa mendukung murid apapun jenis kelaminnya. Sebelumnya Brighton Collage pada 2016 lalu telah menjadi sekolah yang memperkenalkan kebijakan seragam non-gender sehingga murid-murid transgender bisa memakai pakaian apapun yang mereka ingin kenakkan.
“Kami yakin penting bagi semua gender untuk mempelajari dan membicarakan soal menstruasi bersama-sama. Kami merekomendasikan anak laki-laki mempelajari hal ini dan ini menjadi kesempatan bagi para murid perempuan untuk mendiskusikannya lebih detail jika diperlukan,” kata Juru bicara Dewan Brighton, seperti dikutip news.com.au, Senin, 17 Desember 2018.
Dewan Brighton Inggris melalui kebijakan ini mendorong efektifitas pendidikan untuk memperkenalkan masalah menstruasi dan puberitas sehingga bisa mengurangi stigma dan memastikan tidak ada anak-anak yang merasa malu ketika mengalami hal ini.