TEMPO.CO, Jakarta - Warga desa di Laos terpaksa mengasah kreatifitas menggunakan sisa bom yang tidak meledak untuk membuat perhiasan logam dan perkakas karena lahan pertanian masih beresiko oleh ledakan bom.
Salah satu warga bernama Vanthon dengan sigap menarik logam cair dari tanur dan menuangkannya ke dalam cetakan yang diukir di balok kayu.
Baca: 42 Ribu Rakyat Vietnam Tewas Akibat Sisa Bom
Beberapa detik kemudian, dia menghias seekor burung merpati berwarna perak yang pernah menjadi pecahan bom yang dijatuhkan di desa Ban Napia di provinsi timur laut Xieng Khouang di Laos, negara yang paling banyak dibombardir di dunia.
Vanthon, menanam padi di sebidang kecil tanah di dekar rumah. Tetapi perhiasan yang dibuat dari besi tua di tanur kecil rumahnya memberi suaminya penghasilan tambahan.
Warga Laos tengah mengukir perhiasan dari sisa bom.[REUTERS]
Puluhan keluarga di desa yang membuat perhiasan dari pecahan proyektil peluru dan bom untuk perusahaan perhiasan Article 22 yang bermarkas di New York. Ini menjadi sesuatu yang unik sekaligus ironi. Mereka mencari nafkah dari bom sambil menunggu tanah mereka dibersihkan.
"Ladang kami belum dibersihkan dari bom, jadi ini adalah sumber pendapatan utama kami untuk saat ini," kata Vanthon kepada Reuters, yang dikutip pada 14 Desember 2018.
"Kami harus berhati-hati saat bertani, dan berharap bom tidak meledak. Ketika tanah dibersihkan, kami bisa bertani lagi," tuturnya.