TEMPO.CO, Jakarta - Pemberontak Houthi dan Pemerintahan Hadi yang berseteru di Yaman sepakat gencatan senjata di kota pelabuhan Hodeidah dan membuka kembali rute domestik di Bandara Sanaa. Ini adalah terobosan signifikan pertama upaya perdamaian selama konflik lima tahun terakhir.
Sepakan pembicaraan di Swedia, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan kerangka kerja untuk negosiasi politik akan dibahas pada putaran pembicaraan berikutnya pada akhir Januari antara Houthi dan pemerintah Presiden Abdrabuh Mansour Hadi, menurut laporan Reuters, 14 Desember 2018.
Baca: Senat Amerika Desak Trump Stop Dukung Arab Saudi di Perang Yaman
Negara-negara Barat, yang memasok senjata dan intelijen kepada koalisi pimpinan Arab Saudi yang melakukan intervensi di Yaman pada 2015, telah menekan kedua belah pihak untuk menyetujui langkah-langkah untuk membuka jalan bagi gencatan senjata dan solusi politik untuk mengakhiri perang.
Konflik telah mendorong Yaman, negara termiskin di Jazirah Arab, ke ambang kelaparan. Badan pangan PBB, WFP, mengatakan kesepakatan Hodeidah merupakan kemajuan yang sangat dibutuhkan untuk memberi makan 12 juta warga Yaman yang sangat lapar.
Pemandangan Bandara Internasional Sanaa, Sanaa, Yaman 13 Desember 2018. [REUTERS / Mohamed al-Sayaghi]
Kaum Houthi menguasai sebagian besar kota dan kota termasuk ibu kota Sanaa, di mana mereka menggulingkan pemerintah Hadi pada tahun 2014. Pemerintah Hadi saat ini berbasis di pelabuhan selatan Aden.
"PBB akan memainkan peran utama di pelabuhan," kata Sekjen PBB Antonio Guterres.
Baca: Mereka yang Bertempur di Perang Yaman
Amerika Serikat, yang memberikan dukungan militer kepada Koalisi Arab di Yaman, menyambut baik kesepakatan tersebut.
Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan bahwa sementara ini banyak rincian masih perlu dikerjakan, namun hasil pembicaraan menandai langkah pertama yang penting."Ke depan, semua harus terus terlibat untuk de-eskalasi dan menghentikan permusuhan yang sedang berlangsung."
Baca: Yaman dan Kelompok Houthi Sepakat Bebaskan 5 Ribu Tahanan
Pemberontak Houthi sepakat PBB yang akan mengelola Bandara Sanaa. PBB akan menjamin keamanan dan pemeriksaan di Bandara Sanaa. Kedua belah pihak juga sepakat melanjutkan ekspor minyak dan gas Yaman.