TEMPO.CO, Kiev – Pemerintah Ukraina dikabarkan bersiap melakukan serangan militer di bagian timur, yang bakal menjadi pemicu serangan militer berskala besar terhadap pasukan pemberontak.
Pemerintah Rusia mengatakan serangan ini bakal terjadi dalam beberapa hari ini dan bertujuan untuk mempengaruhi jajak pendapat pada pemilihan Presiden Ukraina, yang bakal digelar Februari 2019.
“Ada laporan Kiev bakal menggelar provokasi di garis kontak,” kata Maria Zakharova, juru bicara kementerian Luar Negeri Rusia, seperti dilansir RT pada Kamis, 13 Desember 2018.
Militer Ukraina disebut telah mengumpulkan pasukan berjumlah besar di bagian timur negara itu berdasarkan laporan dari sejumlah lembaga monitor internasional.
Moskow meyakini ini sebagai tanda bakal terjadinya konflik besar antara pasukan pemerintah Ukraina dan para pemberontak.
Zakharova mengatakan hukum darurat militer, yang diterapkan Ukraina untuk kawasan timur sejak November 2018, bakal membantu pasukan melakukan serangan kirat ke arah daerah Mariupol. Ini bertujuan untuk menguasai wilayah yang berbatasan degnan Laut Azov hingga ke perbatasan Rusia.
Hukum darurat militer itu, seperti dilansir Reuters, diterapkan beberapa hari setelah insiden penangkapan tiga kapal Ukraina oleh penjaga pantai Rusia dua pekan lalu. Hinga kini, Rusia belum melepas awak dan kru kapal meskipun negara Barat memintanya.
Zakharova menuding penerapan undang-undang darurat militer itu bertujuan agar Presiden Ukraina, Petro Poroshenko, terus berkuasa. Tingkat elektibilitas Poroshenko, yang dianggap anti-Rusia, dianggap kecil agar bisa terpilih lagi. Namun, konflik yang memanas ini mendongkrak popularitasnya.