TEMPO.CO, Washington – Senat Amerika Serikat memutuskan untuk melanjutkan resolusi mengakhiri dukungan militer AS kepada pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi dalam perang di Yaman.
Baca:
Para anggota Senat juga bertekad untuk mendorong diberinya sanksi kepada Kerajaan Arab Saudi pada 2019.
Sebelas anggota Senat dari Partai Republik mendukung Partai Demokrat untuk mencapai 60 suara minimal dari total jumlah 100 suara dalam menggolkan resolusi ini. Padahal, Partai Republik, yang mengusung Trump pada pilpres 2016, sebenarnya menguasai mayoritas suara di Senat dan bisa memblok inisiatif dari Partai Demokrat ini.
“Jika Anda ingin membeli senjata kami, ada hal-hal tertentu yang Anda haru terima. Cara Anda menggunakannya menjadi penting,” kata Senator Lindsey Graham dari Partai Republik dalam jumpa pers seperti dilansir Reuters pada Rabu, 12 Desember 2018.
Baca:
Voting ini memuluskan jalan untuk terjadinya debat mengenai keterlibatan AS dalam konflik di Yaman, yang telah menelan korban jiwa puluhan ribu warga sipil dan banyak diantaranya anak-anak.
Menurut Reuters, para pembuat undang-undang ini menyampaikan pesan kepada Trump bahwa mereka merasa kecewa dengan bencana kemanusiaan di Yaman. Mereka juga marah atas respon AS terhadap pembunuhan kolumnis Washington Post, Jamal Khashoggi, di kantor Konsulat Jenderal di Istanbul, Turki.
Ketua senat mayoritas, Amerika Serikat, Mitch McConnell, mengecam kemungkinan peran Kerajaan Arab Saudi dalam pembunuhan wartawan senior, Jamal Khashoggi, 59 tahun. Sumber: Jacquelyn Martin/AP/npr.org
“Individu itu, putra mahkota, sangat beracun, sangat tercemar, sangat bermasalah, sehingga saya tidak bisa melihat diri saya melakukan bisnis dengan Arab Saudi kecuali ada perubahan di sana,” kata Graham, yang dikenal sebagai sekutu Trump.
Baca:
Trump mengancam bakal memveto putusan Senat ini. Pemerintahan Trump telah mendesak Kongres untuk tidak menolak pemberian bantuan AS untuk memberi bahan baku, memberi bantuan, dan dukungan lain dari koalisi pimpinan Arab Saudi di Yaman untuk melawan kelompok Houthi, yang didukung Iran.
Soal dukungan Trump kepada Putra Mahkota Arab Saudi, Pangeram Mohammed Bin Salman, Menteri Luar Negeri Mike Pompeo membela putusan pemerintah.
Pompeo mengulangi tidak ada bukti langsung yang mengkaitkan Putra Mahkota Mohammed Bin Salman dengna pembunuhan Khashoggi pada 2 Oktober 2018 di Istanbul meskipun penilaian CIA mengatakan ada kemungkinan putra mahkota memberi perintah pembunuhan. Pompeo merupakan Direktur CIA sebelum menjabat menlu.
Baca:
Soal kasus ini, Riyadh awalnya menolak tahu menahu soal hilangnya Jamal Khashoggi. Namun, sikap pemerintah Saudi belakangan berubah total dan mengakui adanya pembunuhan itu dan mengadili 21 orang dalam kasus ini.
Pemerintah Turki, seperti dilansir Anadolu, meminta Arab Saudi mengekstradisi dua orang pelaku utama pembunuhan Khashoggi yaitu bekas Deputi Kepala Intelijen Arab Saudi, Mayor Jenderal Ahmed Al Asiri dan penasehat senior bidang siber Saud al Qahtani. Ini karena kedua orang ini diduga tidak bakal diadili oleh pemerintah Arab Saudi.