TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Inggris Theresa May selamat dari mosi tidak percaya oleh Partai Konservatif, namun sepertiga anggota parlemennya tetap menolak proposal Brexit May yang mengindikasikan kebuntuan atas Brexit.
Reuters melaporkan, 13 Desember 2018, Theresa May selamat dari pemakzulan setelah 200 anggota parlemen Konservatif memilih mendukung May, sementara 117 Tory (sebutan untuk anggota Parlemen Inggris) menentangnya. May mungkin selamat, namun angka sepertiga menunjukkan oposisi tidak hanya dari pendukung Brexit garis keras tetapi juga dari banyak anggota parlemen yang lebih pragmatis dan menandakan bahwa proposal May semakin jauh untuk bercerai dari Uni Eropa.
Baca: Survei Ungkap Rencana Brexit May Ditentang Publik Inggris
Pada Senin pekan ini, May membatalkan jajak pendapat parlemen atas kesepakatannya, setelah dua tahun negosiasi alot yang menyusun draft bagaimana mempertahankan hubungan masa depan dengan blok Uni Eropa, karena May tahu rancangannya akan dibatalkan di parlemen.
Sementara Inggris akan meninggalkan Uni Eropa pada 29 Maret 2019, oposisi parlemen tiba-tiba membuka kemungkinan solusi baru yang lebih ruwet, termasuk membuat Brexit tanpa kesepakatan atau bahkan referendum lain.
Sejumlah staf bertepuk tangan saat menyambut PM Inggris baru Theresa May dan suaminya Philip saat bereada di 10 Downing Street, London, 13 Juli 2016. Theresa memulai karier politiknya setelah terpilih sebagai anggota parlemen pada 1997 untuk daerah pemilihan Maidenhead, Berkshire. REUTERS/Stefan Rousseau/Pool
Setelah pemungutan suara, May mengatakan dia akan mendengarkan mereka yang menentangnya dan mencari jaminan hukum di bagian paling kontroversial dari kesepakatannya, yakni jaminan untuk mencegah kesepakatan perbatasan Backstop antara anggota Uni Eropa Irlandia dan provinsi Inggris Irlandia Utara. Banyak orang di partainya takut bahwa langkah-langkah Backstop Theresa May bisa berlangsung tanpa batas.
Baca: Brexit, Permintaan Referendum Kedua Semakin Gencar
"Sejumlah besar kolega melakukan pemungutan suara terhadap saya dan saya mendengarkan apa yang mereka katakan," kata May."Kami sekarang harus melanjutkan Brexit demi rakyat Inggris."
Ini membuat May terjepit di dalam negeri sendiri ketika para pemimpin Uni Eropa satu suara bahwa mereka tidak berniat mengubah perjanjian.
Pengunjuk rasa berpartisipasi dalam demonstrasi anti-Brexit berbaris melalui pusat kota London, Inggris, Sabtu, 20 Oktober 2018. REUTERS/Henry Nicholls
Sumber-sumber diplomatik di Brussels mengatakan kepada Reuters bahwa rancangan dokumen yang dipersiapkan untuk bulan Mei hanya mencakup kemungkinan bahwa Uni Eropa akan mempertimbangkan untuk memberi Inggris lebih banyak jaminan atas dukungan Irlandia, tanpa menawarkan yang lain.
Baca: 5 Kesepakatan Brexit Theresa May yang Ditentang Menteri Inggris
Para kritikus dari kesepakatan Brexit dalam partai Theresa May sendiri yang mengajukan mosi tidak percaya setelah PM Inggris itu kembali dari lawatan bertemu para pemimpin Eropa pada awal pekan ini, yang melihat kesepakatan Brexit rancangan May sebagai pengkhianatan referendum 2016 dan harus dibatalkan.